Thursday 25 April 2013

PROMISE.....



By: Mutia rahayu
PROMISE.....
Hujan turun lagi...
Musim penghujan sudah datang, sudah satu minggu ini, kampung halaman Amirah di guyur hujan, dan sudah satu minggu ini pula Amirah murung. Entah apa yang difikirkan amirah saat ini, ia seolah kehilangan semagat padahal seharusnya ia senang, krn minggu depan ia akan menghadapi satu babak baru dalam hidupnya, pencarian jati dirinya akan dimulai di salah satu perguruan tinggi di Makassar.
Dulu ia sangat menyukai hujan, karena setelah hujan ia akan menunggu akan hadirnya pelangi, namun setelah hari itu ia tak suka lagi dengan hujan, hari dimana Amirah harus menerima kenyataan bahwa ia akan berpisah dengan sahabatnya mukhtar, sahabat yang ia sayang dan mungkin juga yag ia cintai, ya... mungkin saja, tapi amirah masih bingung dengan perasaannya.
Bulan lalu amirah menerima kabar bahwa ia lulus di dua universitas yang ia daftar, satu berada di kota bandung dan satunya lagi di Makassar, namun sayang amirah hanya di setujui untuk kuliah di Makassar saja karena orang tuanya tak mau amirah jauh dari mereka, sedangkan sahabatnya mendapatkan beasiswa ke bandung, dan kenyataan itupun yang membuat amirah terluka, ia belum sanggup jauh dari sahabat yang selalu ada untuknya, sahabat yang sudah membuat perubahan besar dalam hidupnya. Serta sahabat yang selalu ada di saat Amirah dirundung duka.
...
Seketika amira terbuyar dari lamunannya setelah mendengar ponselnya berbunyi
“hallo, assalamualaikum mirah,” mukhtar memulai permbicaraan
“waalaikumsalam mukh, ada apa ? “
“hemm.. kamu benar akan tetap di Makassar ?”
“ya mukh...?”
“hemm baiklah, berarti kita akan berpisah, dan kita akan sulit bertemu”
“kapan kamu akan ke bandung ?”

Tut tut tut.... seketika pembicaraan terputus, mirah pun mencoba menghubungi kembali tetapi ponsel Mukh tidak aktif, baiklah... mirah akan menghubunginya lagi besok, ia sudah ngantuk dan besok ia harus bersiap-siap ke Makassar untuk mempersiapkan keperluan perkuliahan, seketika hujan semakin deras dan ia teringat kalimat terakhir mukhtar, hatinya kembali hancur dulu jika hujan deras mukhtar selalu mengatakan bahwa” jangan pernah mengharapakan pelangi jika tak hujan, hujanlah yang menghantarkan pelangi, walaupun akan ada mendung dan langit gelap sebelumnya, namun percayalah pelangi akan muncul setelahnya, dan begitulah hidup dibalik kesusahanmu, kerisauanmu, kesediahanmu pasti kan ada kebahgiaan setelahnya, percayalah itu......”
...
Setahun berlalu, Amirah kini memiliki kehidupan baru, ia sedang dekat dengan seorang pria bernama Andre , Andre mengenalkan banyak hal pada Amirah yang dulunya Amirah adalah seorang gadis yang polos dan jarang bergaul dengan sembarang orang, Namun kini andre membawa amirah masuk kedalam dunianya, dunia yang mengenal banyak orang, andre adalah laki-laki yang memiliki banyak kegiatan baik di kampus maupun diluar kampus dan sering mengikuti kegiatan sosial dan sebab itu mengapa Amirah senang masuk kedunianya.
Namun sayang, Amirah tak menyadari bahwa ia telah di tinggalkan oleh sahabat-sahabatnya yang ia kenal selama berkuliah dan sebelum mengenal Andre. Mungkin andre membawa dampak postif kepada mirah karena dapat meembuat gadis itu kembali tersenyum setelah kehilangan kontak dari Mukhtar, tapi disisi lain Andre membawa dampak negatif kepada Mirah karena membuatnya jauh dari sahabat-sahabanya dan menariknya masuk keduanianya, dunia yang baru di kenal oleh Amirah.
...
Amirah termunung di sudut ruangan sambil memandang ke jendela, ia sedang bingung dengan apa yang ia rasakan , ia mungkin saat ini tertarik dengan Andre namun ia belum bisa melepaskan bayang-bayang Mukhtar di hidupnya, jelas... ia sulit melepaskan Mukhtar, mereka bersahabat selama 3 tahun dan selama itu pula ia tak pernah jau dari Muhktar, namun Amirah harus menerima kenyataan dimana Mukhtar sudah tak ada kabarnya.
“haduh Amirah sadar kau, mungkin saja Mukhtar sudah melupakanmu, mungkin saja ia sudah mendapatkan sahabat yang lebih baik dari kamu, dan kini lihat di hadapanmu ada seorang pria yang baik padamu” Amirah berbicara pada dirinya sendiri.
...
Hari ini Amirah ingin berjalan-jalan sendiri,  ia pusing dengan fikirannya yang ia sendiri tak dapat memahaminya, tanpa tujuan yang jelas ia masuk ketoko buku yang ada di persimpangan jalan dekat kampusnya. Tiba – tiba ia di sapa oleh seorang teman yang dikenalnya dari Andre
“ hai, Amirah apa kabar  kau ?” seorang laki-laki menyapanya
“oh hai husain, alhamdulillah baik.” Amirah menjawab sapaan orang itu
“ kau tak bersama Andre ? “
“ oh tidak, sudah berapa hari ini ia tak ada kabar ?”
“ku kemarin bertemu dengannya dan bersama wanita , katanya sih kekasih barunya,,,, hemmm lumayan cantik “
“ oh , yaa, ak,,,uuu belum tau soal hal itu “ Amirah menimpali dengan perasaan kaget
“ husain aku pulang dulu “ Amirah bergegas pulang
“baiklah bye. “
Diperjalanan perasaan amirah bercampur aduk, ia pusing dan ingin cepat sampai di kost nya, ia lelah dengan perasaannya sendiri rasanya ingin berteriak.
...
“dasar kau Amirah, hidup mu sangat malang ditinggal mukhtar, ditinggal sahabat , dan sekarang kau ditinggal oleh orang yang mulai kau suka, orang yang membawamu keluar dari kesedihanmu.” Amirah berceloteh sendiri, ia bingung harus bercerita sama siapa lagi.
Kau masukkan aku kedalam duniamu
Dan setelah kau puas kau tinggalkanku
Tanpa kau kembalikan lagi aku kedalam duniaku
Dan kini ku tersesat....


...
Hari-hari Amirah sudah tak berwarna, ia menjalankan aktifitasnya dengan tanpa gairah dan didalam fikirannya hanya lah bagaimana caranya ia  cepat-cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan, ia tak mau lagi bergelut dengan perasaan, hanya pelajaran dan buku-buku yang menemani.
Amirah kini sedang menyusun skripsinya,  dan ia sedang menikmati kesibukan barunya ini, kesibukan yang bisa membuatnya lupa akan kesedihan masa lalu . Tiba-tiba ia mendapatkan sepucuk surat yang dibawa oleh pak pos

Assalamu alaikum wr.wb

Aku tak tau mau memulai surat ini dari mana, mungkin kau heran mengapa di zaman modern ini masih ada yang mengirimkan surat untuk mu, yaa.... aku tak ingin mengirimnya lewat SMS karena mungkin terlalu panjang, aku tak ingin menelfonmu karena aku tak sanggup mendengar suaramu, dan aku tak bisa bertemu dengamu karna alasan tertentu.
Mirah pertama-tama aku ingin meminta maaf padamu karena aku baru mengabarimu sekarang, mungkin kau marah kepadaku, tapi itu wajar karena aku memang salah, kau boleh mencaciku, memukulku setelah kau membaca surat ini hingga akhir. Aku ingin memberitahumu sebuah kabar bahagia bahwa kini aku telah sarjana. Mungkin kau heran mengapa aku bisa cepat menyelesaikan kuliah, itu karna... kini aku telah menemukan seorang yang membuat hidupku bersemangat, terpacu menyeleasikan ini dengan cepat, dia adalah sesosok wanita lembut, polos, lugu yang pernah ku kenal, hari ku hampir gila di buatnya karena hanya ada dia yang selalu difikirannku
Amirah kaulah sahabatku yang paling ingin ku ceritakan soal hal ini, yaitu aku akan melamarnya minggu depan, aku belum memberitahunya tapi aku menemuinya besok, aku tak sabar melihat ekspresinya, dia sangat periang, yang aku kenal... aku tak ingin kehilangan dirinya dia sangat kucintai. Mungkin kau penasaran karena dari tadi aku bercerita tentangnya tapi aku belum memberitahumu namanya, dia adalah ....
Siera Ameerah..
ya dialah orangnya, gadis yang telah kukenal kurang lebih enam tahun yang lalu, sejak SMA gadis yang selalu mengisi hari-hariku ini, mungkin sekarang kau lagi bingung dengan apa yang kukatakan, tapi inilah kenyataannya, kenyataan dimana aku mencintaimu, aku tak akan meminta jawabanmu karena ku tau jawabannya, aku tau kau mencintaiku juga kan heheheh, :P
Maafkan aku ya meninggaalkanmu tanpa kabar, itu karena alasannya aku ingin fokus kuliah dan cepat lulus karena aku pernah berjanji dalam diri bahwa kau ingin kau menjadi ibu dari anak-anakku. besok aku akan menemuimu

Mukhtar Al-fatih
...
Amirah hanya mampu menitihkan air mata, dia tak pernah berfikir ..laki-laki yang ia cintai kini ada di depan matanya, memandangnya penuh ketulusan, sampai-sampai ia harus benar benar melihatnya lekat-lekat agar ia percaya bahwa ini bukan mimpi....
“ Siera Ameerah” Mukhtar melihatnya lekat lekat
“ ya, ada apa mukh?” sambil terisak-isak menjawab
“aku mau menepati janjiku”
“apa?”
“Amieerah, will you marry me?”
“ YES I WILL”

 kini Ameerah percaya “not a raimbow without a little rain” tak kan ada pelangi tanpa sedikitpun hujan, dan kini hujan dan badai di dalam kehidupannya sudah redah, dan tergantikan oleh pelangi yang indah penuh warna.


-The End-

No comments:

Post a Comment