By: Mutia rahayu
PROMISE.....
Hujan
turun lagi...
Musim
penghujan sudah datang, sudah satu minggu ini, kampung halaman Amirah di guyur
hujan, dan sudah satu minggu ini pula Amirah murung. Entah apa yang difikirkan
amirah saat ini, ia seolah kehilangan semagat padahal seharusnya ia senang, krn
minggu depan ia akan menghadapi satu babak baru dalam hidupnya, pencarian jati
dirinya akan dimulai di salah satu perguruan tinggi di Makassar.
Dulu
ia sangat menyukai hujan, karena setelah hujan ia akan menunggu akan hadirnya
pelangi, namun setelah hari itu ia tak suka lagi dengan hujan, hari dimana
Amirah harus menerima kenyataan bahwa ia akan berpisah dengan sahabatnya
mukhtar, sahabat yang ia sayang dan mungkin juga yag ia cintai, ya... mungkin
saja, tapi amirah masih bingung dengan perasaannya.
Bulan
lalu amirah menerima kabar bahwa ia lulus di dua universitas yang ia daftar,
satu berada di kota bandung dan satunya lagi di Makassar, namun sayang amirah
hanya di setujui untuk kuliah di Makassar saja karena orang tuanya tak mau amirah
jauh dari mereka, sedangkan sahabatnya mendapatkan beasiswa ke bandung, dan
kenyataan itupun yang membuat amirah terluka, ia belum sanggup jauh dari
sahabat yang selalu ada untuknya, sahabat yang sudah membuat perubahan besar
dalam hidupnya. Serta sahabat yang selalu
ada di saat Amirah dirundung duka.
...
Seketika amira terbuyar
dari lamunannya setelah mendengar ponselnya berbunyi
“hallo, assalamualaikum
mirah,” mukhtar memulai permbicaraan
“waalaikumsalam mukh,
ada apa ? “
“hemm.. kamu benar akan
tetap di Makassar ?”
“ya mukh...?”
“hemm baiklah, berarti
kita akan berpisah, dan kita akan sulit bertemu”
“kapan kamu akan ke
bandung ?”
Tut tut tut....
seketika pembicaraan terputus, mirah pun mencoba menghubungi kembali tetapi
ponsel Mukh tidak aktif, baiklah... mirah akan menghubunginya lagi besok, ia
sudah ngantuk dan besok ia harus bersiap-siap ke Makassar untuk mempersiapkan
keperluan perkuliahan, seketika hujan semakin deras dan ia teringat kalimat
terakhir mukhtar, hatinya kembali hancur dulu jika hujan deras mukhtar selalu
mengatakan bahwa” jangan pernah
mengharapakan pelangi jika tak hujan, hujanlah yang menghantarkan pelangi,
walaupun akan ada mendung dan langit gelap sebelumnya, namun percayalah pelangi
akan muncul setelahnya, dan begitulah hidup dibalik kesusahanmu, kerisauanmu,
kesediahanmu pasti kan ada kebahgiaan setelahnya, percayalah itu......”
...
Setahun
berlalu, Amirah kini memiliki kehidupan baru, ia sedang dekat dengan seorang
pria bernama Andre , Andre mengenalkan banyak hal pada Amirah yang dulunya Amirah
adalah seorang gadis yang polos dan jarang bergaul dengan sembarang orang,
Namun kini andre membawa amirah masuk kedalam dunianya, dunia yang mengenal
banyak orang, andre adalah laki-laki yang memiliki banyak kegiatan baik di
kampus maupun diluar kampus dan sering mengikuti kegiatan sosial dan sebab itu
mengapa Amirah senang masuk kedunianya.
Namun sayang,
Amirah tak menyadari bahwa ia telah di tinggalkan oleh sahabat-sahabatnya yang
ia kenal selama berkuliah dan sebelum mengenal Andre. Mungkin andre membawa
dampak postif kepada mirah karena dapat meembuat gadis itu kembali tersenyum
setelah kehilangan kontak dari Mukhtar, tapi disisi lain Andre membawa dampak
negatif kepada Mirah karena membuatnya jauh dari sahabat-sahabanya dan
menariknya masuk keduanianya, dunia yang baru di kenal oleh Amirah.
...
Amirah
termunung di sudut ruangan sambil memandang ke jendela, ia sedang bingung
dengan apa yang ia rasakan , ia mungkin saat ini tertarik dengan Andre namun ia
belum bisa melepaskan bayang-bayang Mukhtar di hidupnya, jelas... ia sulit
melepaskan Mukhtar, mereka bersahabat selama 3 tahun dan selama itu pula ia tak
pernah jau dari Muhktar, namun Amirah harus menerima kenyataan dimana Mukhtar
sudah tak ada kabarnya.
“haduh Amirah
sadar kau, mungkin saja Mukhtar sudah melupakanmu, mungkin saja ia sudah
mendapatkan sahabat yang lebih baik dari kamu, dan kini lihat di hadapanmu ada
seorang pria yang baik padamu” Amirah berbicara pada dirinya sendiri.
...
Hari ini
Amirah ingin berjalan-jalan sendiri, ia
pusing dengan fikirannya yang ia sendiri tak dapat memahaminya, tanpa tujuan
yang jelas ia masuk ketoko buku yang ada di persimpangan jalan dekat kampusnya.
Tiba – tiba ia di sapa oleh seorang teman yang dikenalnya dari Andre
“ hai, Amirah apa kabar kau ?” seorang laki-laki menyapanya
“oh hai husain, alhamdulillah
baik.” Amirah menjawab sapaan orang itu
“ kau tak bersama Andre ? “
“ oh tidak, sudah berapa hari
ini ia tak ada kabar ?”
“ku kemarin bertemu dengannya
dan bersama wanita , katanya sih kekasih barunya,,,, hemmm lumayan cantik “
“ oh , yaa, ak,,,uuu belum tau
soal hal itu “ Amirah menimpali dengan perasaan kaget
“ husain aku pulang dulu “
Amirah bergegas pulang
“baiklah bye. “
Diperjalanan perasaan amirah
bercampur aduk, ia pusing dan ingin cepat sampai di kost nya, ia lelah dengan
perasaannya sendiri rasanya ingin berteriak.
...
“dasar kau Amirah, hidup mu
sangat malang ditinggal mukhtar, ditinggal sahabat , dan sekarang kau ditinggal
oleh orang yang mulai kau suka, orang yang membawamu keluar dari kesedihanmu.”
Amirah berceloteh sendiri, ia bingung harus bercerita sama siapa lagi.
Kau masukkan aku kedalam duniamu
Dan setelah kau puas kau tinggalkanku
Tanpa kau kembalikan lagi aku kedalam duniaku
Dan kini ku tersesat....
...
Hari-hari
Amirah sudah tak berwarna, ia menjalankan aktifitasnya dengan tanpa gairah dan
didalam fikirannya hanya lah bagaimana caranya ia cepat-cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan,
ia tak mau lagi bergelut dengan perasaan, hanya pelajaran dan buku-buku yang
menemani.
Amirah kini
sedang menyusun skripsinya, dan ia
sedang menikmati kesibukan barunya ini, kesibukan yang bisa membuatnya lupa
akan kesedihan masa lalu . Tiba-tiba ia mendapatkan sepucuk surat yang dibawa
oleh pak pos
Assalamu alaikum wr.wb
Aku tak tau mau memulai surat ini dari mana, mungkin kau
heran mengapa di zaman modern ini masih ada yang mengirimkan surat untuk mu,
yaa.... aku tak ingin mengirimnya lewat SMS karena mungkin terlalu panjang, aku
tak ingin menelfonmu karena aku tak sanggup mendengar suaramu, dan aku tak bisa
bertemu dengamu karna alasan tertentu.
Mirah pertama-tama aku ingin meminta maaf padamu karena
aku baru mengabarimu sekarang, mungkin kau marah kepadaku, tapi itu wajar
karena aku memang salah, kau boleh mencaciku, memukulku setelah kau membaca
surat ini hingga akhir. Aku ingin memberitahumu sebuah kabar bahagia bahwa kini
aku telah sarjana. Mungkin kau heran mengapa aku bisa cepat menyelesaikan
kuliah, itu karna... kini aku telah menemukan seorang yang membuat hidupku
bersemangat, terpacu menyeleasikan ini dengan cepat, dia adalah sesosok wanita
lembut, polos, lugu yang pernah ku kenal, hari ku hampir gila di buatnya karena
hanya ada dia yang selalu difikirannku
Amirah kaulah sahabatku yang paling ingin ku ceritakan
soal hal ini, yaitu aku akan melamarnya minggu depan, aku belum memberitahunya
tapi aku menemuinya besok, aku tak sabar melihat ekspresinya, dia sangat
periang, yang aku kenal... aku tak ingin kehilangan dirinya dia sangat
kucintai. Mungkin kau penasaran karena dari tadi aku bercerita tentangnya tapi
aku belum memberitahumu namanya, dia adalah ....
Siera
Ameerah..
ya dialah orangnya, gadis yang telah kukenal kurang lebih
enam tahun yang lalu, sejak SMA gadis yang selalu mengisi hari-hariku ini,
mungkin sekarang kau lagi bingung dengan apa yang kukatakan, tapi inilah
kenyataannya, kenyataan dimana aku mencintaimu, aku tak akan meminta jawabanmu
karena ku tau jawabannya, aku tau kau mencintaiku juga kan heheheh, :P
Maafkan aku ya meninggaalkanmu tanpa kabar, itu karena
alasannya aku ingin fokus kuliah dan cepat lulus karena aku pernah berjanji dalam diri bahwa kau ingin kau
menjadi ibu dari anak-anakku. besok aku akan menemuimu
Mukhtar Al-fatih
...
Amirah hanya
mampu menitihkan air mata, dia tak pernah berfikir ..laki-laki yang ia cintai
kini ada di depan matanya, memandangnya penuh ketulusan, sampai-sampai ia harus
benar benar melihatnya lekat-lekat agar ia percaya bahwa ini bukan mimpi....
“ Siera Ameerah”
Mukhtar melihatnya lekat lekat
“ ya, ada apa
mukh?” sambil terisak-isak menjawab
“aku mau
menepati janjiku”
“apa?”
“Amieerah,
will you marry me?”
“ YES I WILL”
kini Ameerah percaya “not a raimbow without a little rain” tak kan ada pelangi tanpa sedikitpun
hujan, dan kini hujan dan badai di dalam kehidupannya sudah redah, dan
tergantikan oleh pelangi yang indah penuh warna.
-The End-
No comments:
Post a Comment