Thursday 21 November 2013


LAPORAN BIOLOGI FARMASI
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR                       
  UJI MIKROBIOLOGI KOSMETIKA
Description: D:\Foto-Foto\kata2\LOGO+POLTEKKES+1.jpg
                                        
Nama Mahasiswa / NIS :
·         Andi Alimuddin         / PO.713251111054
·         Canradewi                   / PO.713251111058
·         Hardiyanti Iswan        / PO.713251111065
·         Hikmayani                    / PO.713251111067
·         Indah Pertiwi S            / PO.713251111069
·         Widyawati                   / PO.713251111097
Kelompok                    : Dua (II)
Hari Praktikum            : Kamis
Pembimbing                : Moh. Tang

                          JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
2012
BAB  I
PENDAHULUAN

I . 1 Latar Belakang
    Kita tahu di alam sekitar kita sangat banyak mikroorganisme yang tidak tampak oleh mata telanjang kita. Mikroorganisme yang kita kenal sangat beraneka ragam, ada yang bersifat saprofitik, parasitik atau bahkan bersifat pathogen. Sehingga berdasarkan hal ini kita dapat mengatakan bahwa dunia kita atau di sekitar kita tidak terbebas dari yang namanya mikrooganisme dan itu terlepas dari sifat yang ada pada mikroorganisme tersebut.
   Mikroorganisme dalam kosmetik dapat menyebabkan pembusukan atau perubahan kimia dalam produk tersebut dan mungkin dapat membahayakan kosmetik, konsumen perawatan kesehatan, kecantikan, dan pribadi produk. Kosmetik tidak perlu steril, tetapi sistem pengawet mereka harus dapat menjaga kontaminasi mikroba berbahaya.
Untuk produsen produk kosmetik dan perawatan pribadi, penting untuk memastikan bahwa produk mereka bebas dari patogen (berbahaya) mikroorganisme dan aman untuk digunakan konsumen.
Kemungkinan pada produk tersebut dapat ditumbuhi mikroorganisme, sehingga dapat menyebabkan perubahan-perubahan dalam karakter aktifitas dan jika mikroorganisme tersebut pathogen dapat menyebabkan terjadinya infeksi yang dapat membahayakan konsumen.
           Sediaan-sediaan farmasi yang dipilih dalam praktikum ini adalah kosmetik yang berupa ovale pembersih muka karena merupakan sediaan kemasan yang banyak digunakan oleh manusia khususnya para wanita-wanita yang ingin membersihkan wajahnya dari kuman dan debu yang dapat menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen.

I . 2 Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara-cara pengujian dan perhitungan kuantitas cemaran mikroorganisme dari sediaan farmasi yaitu lulur mandi purbasari dan bahan baku dalam sampel secara mikrobiologis.

I . 3 Tujuan Percobaan        
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk :
a.         Menentukan angka lempeng total (ALT) bakteri dan kapang khamir dari sampel lulur mandi purbasari.
b.         Mengetahui apakah lulur mandi purbasari ini  tercemar oleh mikroorganisme atau Pathogen serta mengetahui jenis bakteri apa yang tumbuh.

I . 4 Prinsip Percobaan.
Untuk menentukan ALT bakteri dan kapang khamir dengan menggunakan media enrichment selanjutnya diinkubasi pada suhu 37°C selama 1 x 24 jam kemudian dilanjutkan dengan uji cemaran bakteri pathogen dengan menggunakan media selektif dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 1 x 24 jam.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.I       Dasar Teori
Mikroorganisme adalah jasad hidup kecil, biasanya mikroskopik, misalnya bakteri, virus, dan cendawan.
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk, sifat, kehidupan dan penyebaran jasad hidup yang termasuk mikroba (jasad renik, mikrobia, mikroorganisme). Mikroba berasal dari kata: micros = kecil/sangat kecil, bos = hidup/kehidupan. Bidang ilmu ini mencakup salah satu kelompok besar jasad hidup yang mempunyai bentuk dan ukuran sangat kecil, serta sifat hidup yang mempunyai bentuk dan ukuran sangat kecil, serta sifat hidup yang berbeda dengan jasad hidup lain pada umumnya.
Penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan karena adanya mikroba di dalam obat-obatan non steril, dapat mengakibatkan terjadinya infeksi dari bakteri pathogen atau keracunan oleh bakteri penghasil racun.
Bahan makanan terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Bahan makanan merupakan medium pertumbuhan yang baik bagi berbagai macam mikroorganisme. Mikroorganisme dapat membusukkan protein, memfermentasikan karbohidrat dan menjadikan lemak dan minyak berbau tengik. Meskipun banyak mikroorganisme tidak berbahaya bagi manusia, beberapa mikroorganisme pencemar dapat mengakibatkan kerusakan, dan yang lain menimbulkan penyakit atau menghasilkan racun yang menyebabkan peracunan makanan.
Oleh karena itu untuk mengetahui bahwa bahan baku dan bahan tambahan tidak mengalami perubahan sifat serta bebas dari kontaminasi mikroba, maka diperlukan uji mikrobiologis, yang meliputi pengujian Angka Lempeng Total bakteri dan uji cemaran bakteri/ kapang.
Pengukuran kuantitatif populasi mikroba sering kali amat diperlukan di dalam berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Pada hakikatnya terdapat 2 macam pengukuran dasar, yaitu penentuan jumlah sel dan penentuan massa sel. Pengukuran jumlah sel biasanya dilakukan bagi organisme bersel tunggal (misalnya bakteri), sedangkan penentuan massa sel dapat dilakukan tidak hanya bagi mikroorganisme bersel tunggal tetapi juga bagi organisme berfilamen (misalnya kapang).
Metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam bahan pangan terdiri dari metode hitungan cawan, “Most Propable Number” (MPN), dan metode hitungan mikroskopik langsung. Dari metode-metode tersebut, metode hitungan cawan paling banyak digunakan. Metode lainnya yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam suatu larutan adalah metode turbidimetri (kekeruhan) menggunakan spektrofotometer. Tetapi metode ini sukar diterapkan pada bahan pangan karena medium diukur harus bening, sedangkan ekstrak bahan pangan, misalnya sari buah, biasanya mengandung komponen-komponen yang menyebabkan kekeruhan, sehingga kekeruhan larutan tidak sebanding dengan jumlah mikroba yang terdapat di dalamnya.
Perhitungan massa sel secara langsung atau tidak langsung, banyak dilakukan untuk mengukur pertumbuhan selama proses fermentasi. Dalam perhitungan massa sel secara langsung, jumlah sel mikroorganisme dapat dihitung jika medium pertumbuhannya tidak mengganggu pengukuran. Oleh karena jika substrat tempat tumbuh banyak mengandung padatan, maka sel-sel mikroorganisme tidak dapat diukur dengan metode volumetrik, gravimetrik maupun turbidimetrik. Perhitungan massa sel secara tidak langsung sering digunakan dalam mengamati pertumbuhan sel selama proses fermentasi, dimana komposisi substratnya atau bahan yang difermentasi dapat diamati dan diukur dengan teliti .
Dalam perhitungan mikroorganisme seringkali diperlukan pengenceran. Di laboratorium pengenceran dilakukan dengan botol pengencer seperti lazimnya dilakukan pada standar plate count, namun dapat pula menggunakan tabung. Pada pengenceran dengan botol, cairan dikocok dengan baik sehingga kelompok sel dapat terpisah .



II.2.     Uraian Bahan
1.      PDA ( Potato Dextrose Agar )
Komposisi : Potato infusion 4,0 ( infusion from 200 g potatoes ); D(+)Glukose 20,0 ; Agar-agar 15,0.
2.      TSB ( Tryptic Soy Broth )
Komposisi : Peptone from casein 17,0 ; peptone from soymeal 3,0 ; D(+)Glukose 2,5 ; sodium chlorida 5,0 ; di-potasium hydrogen phospate 2,5.
3.      PCA ( Plate Count Agar )
Komposisi : Peptone from casein 5,0 ; Yeast extract 2,5 ; D(+)Glukose 1,0 ; agar-agar 14,0.
4.      VJA (Vogel Johnson Agar )
Komposisi : Peptone from casein 10,0 ; Yeast extract 5,0 ; di-potasium hydrogen phospate 5,0 ; D(-)mannitol 10,0 ; lithium chloride 5,0 ; Glycine 10,0 ; phenol red 0,025 ; agar-agar 13.
5.      PW ( Peptone Water )
Komposisi : Peptone from casein 10,0 ; sodium chlorida 5,0 ; potasium hydrogen phospate 1,5 ; di-sodium hydrogen phospate dodecatydrate 9,0.
6.      CETA ( Centrimethri Agar )
Komposisi : Peptone from gelatin 20,0 ; Magnesium chloride 1,4 ; potasium sulfate 10,0 ; N-cetyl-N,N,N-trimethylammonium bromide (cetrimide) 0,3 ; agar-agar 13,0.
7.      Air suling (FI edisi III, halaman 96)
Nama resmi           : Aqua Destillata
Nama lain              : Air Suling, Aquadest
Rumus molekul     : H2O
Pemerian               : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak  berasa
Kegunaan             : pelarut, pembersih, dan zat tambahan
BM                        : 18,02

BAB  III
METODE KERJA
III . 1 . Alat  dan Bahan
III . 1 . 1 . Alat-alat yang digunakan
1.     Autoklaf
2.     Batang pengaduk
3.     Cawan petri
4.     Erlenmeyer
5.     Lampu spirtus
6.     Rak tabung
7.     Spoit steril 1 ml dan 3 ml
8.     Tabung reaksi
9.     Inkubator
III . 1 . 2 . Bahan yang digunakan
1.    Aquadest
2.    Medium PDA (Potato Dextrosa Agar)
3.    Medium PCA (Plate Count Agar)
4.    Medium PW (Pepton Water)
5.    Medium TSB (Tryptic Soy Broth)
6.    Medium VJA (Vogel Johson Agar)
7.    Medium CETA (Centrimethri Agar)
8.    Sampel (Ovale pembersih wajah)

III . 2  Cara Kerja

III . 2 . 1 Pengenceran Sampel (Ovale pembersih wajah)

1.      Disiapkan alat dan bahan.

2.      Diambil 1 ml sampel , dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah di sterilkan , Di tambahkan tween sebanyak 1 ml dan tambahkan 9  ml aquadest steril lalu dihomogenkan untuk pengenceran    10-1.

3.      Disiapkan botol pengencer 10-2 dan 10-3 yang telah berisi 9 ml air steril. Dari botol pengencer  10-1 diambil 1 ml sampel lalu dimasukkan kedalam botol pengencer  10-2, berturut-turut hingga 10-3.

III . 2 . 2 Pengerjaan Uji Angka Lempeng Total (ALT) bakteri

1.      Disiapkan alat dan bahan.
2.      Dipipet 1 ml dari pengenceran 10-1 lalu dimasukkan ke dalam masing-masing cawan petri.
3.      Dituang medium PCA hingga menutupi dasar cawan petri lalu dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Di bungkus .
4.      Sampel diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37°C di Laminaria Air Flow (LAF). 

III . 2 . 3  Pengerjaan Uji Angka Lempeng Total (ALT) untuk Kapang

1.      Disiapkan alat dan bahan.
2.      Dipipet 1 ml sampel dari pengenceran 10-1 lalu dimasukkan ke dalam masing-masing cawan petri.
3.      Dituang medium PDA hingga menutupi dasar cawan petri lalu dihomogenkan dan dibiarkan memadat.
4.      Cawan petri di diamkan hingga medium memadat.
5.      Diinkubasi pada suhu 37°C selama 1 x 24 jam di Laminaria Air Flow (LAF). 

III . 2 . 4  Uji Identifikasi Cemaran Bakteri Patogen.
1.    Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2.    Masing – masing media selektif yang sudah di tuang ke cawan petri, dibiarkan memadat.
3.     Dilanjutkan dengan inokulasi dari media enrichment ke media selektif dengan cara diambil satu ose kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang positif atau yang paling keruh dengan cara di gores ke dalam medium CETA dan VJA
4.    Diinkubasi pada suhu 37°C selama 1 x 24 jam.
  Diamati apakah ada bakteri yang tumbuh dan jenis bakteri tersebut pada media enrichment dengan menyesuaikan dengan tabel tahap seleksi pada buku penuntun praktikum Mikrobiologi Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar 2010 .

















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV . 1 Data Pengamatan
No
Media
10-1
10-2
10-3
1
PW
-
-
-
2
TSB
-
-
-
3
PCA
-
-
-
4
PDA
-
-
-


No
Media
Keterangan
1
CETA
Tidak ada pertumbuhan mikroorganisme
2
VJA
Tidak ada pertumbuhan mikroorganisme



Lampiran
Description: D:\laporan mikro\Tugas\pca 10.1.jpg        Description: D:\laporan mikro\Tugas\pca 10.2.jpg
PCA 10-1                                                          PCA 10-2
Description: D:\laporan mikro\Tugas\pca 10.3.jpg           Description: D:\laporan mikro\Tugas\pda 10.1.jpg
PCA 10-3                                                         PDA 10-1
Description: D:\laporan mikro\Tugas\Pda 10-2.jpg           Description: D:\laporan mikro\Tugas\Pda 10-3.jpg
PDA 10-2                                                         PDA 10-3
Description: D:\laporan mikro\Tugas\foto1174.jpgDescription: D:\laporan mikro\Tugas\foto1173.jpg      
                     
                       

  

                  


            PW 10-1, 10-2, 10-3                                                                         TSB 10-1, 10-2, 10-3

PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini sampel yang digunakan untuk uji mikrobiologi sediaan kosmetik pada produk Ovale. Bahan ini diperoleh dari Pasar Swalayan dengan memperhatikan masa berlaku produk tersebut dalam hal ini masih dalam batas yang memenuhi syarat kesehatan untuk digunakan dalam pasaran. Untuk mengetahui bahwa produk ini layak untuk digunakan dan bebas dari kontaminan mikroba, maka diperlukan uji mikrobiologis, meliputi pengujian angka lempeng total (ALT), dan uji cemaran bakteri / kapang.
Dalam produk ini mengandung alcohol, dimana alkohol dapat menghambat bahkan mematikan pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu sebelum dilakukan pengenceran, alkohol dalam  sampel tersebut, terlebih dahulu dihilangkan dengan mencampurkan surfaktan (tween-80) dalam jumlah yang sama banyak dengan sampel. 1 ml sampel Ovale dicampurkan dengan 1ml tween-80, campuran diaduk dengan batang pengaduk hingga homogen. Penambahan surfaktan pada sampel berguna untuk menghilangkan kandungan alkohol dalam sampel. Dari hasil percampuran kemudian diambil 1 ml untuk pengenceran pertama 10-1 . Kemudian  dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi air steril sebanyak 9 ml. Lalu dilakukan pengenceran bertingkat ke tabung reaksi 10-2 dan 10-3. Sama halnya pada pengenceran air steril, dilakukan pula penenceran pada medium cair PW dan TSB masing-masing 10-1 10-2 10-3. Pada percobaan kali ini, dilakukan uji mikrobiologis pada sampel sediaan kosmetik pembersih wajah. Pengujian yang dilakukan meliputi ALT bakteri, ALT kapang, Uji Patogen terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus.
Setelah diinkubasikan selama sehari (24 jam) sampel yang terdapat dalam tabung reaksi tidak memperlihatkan kekeruhan dalam medium yang tadinya berwarna kuning bening dan berwarna hijau kebiruan, namun setelah diinkubasikan selama 24 jam dalam inkubator warna mediumnya tetap. Hal ini memberikan tanda bahwa dalam medium tersebut tidak terdapat mikroba yang terkandung dalam produk.
Karena pada medium tidak terdapat mikroba maka tidak dilakukan uji penegasan pada media CETA dan VJA.  Bakteri yang mungkin timbul pada sediaan untuk pemakaian luar seperti produk Ovale pembersih wajah adalah Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus, sehingga tidak perlu dilakukan uji cemaran bakteri E. Coli, Salmonella tyhpi, Vibrio cholera, yang sifatnya merupakan bakteri yang berbahaya jika masuk dalam tubuh manusia dalm jumlah yang tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Pada penentuan Angka Lempeng Total (ALT) bakteri digunakan 3 tingkat pengenceran yaitu pada pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3 dengan menggunakan medium Plate Count Agar (PCA) dengan metode tuang sedangkan pada penentuan Angka Lempeng Total (ALT) kapang/khamir digunakan 3 tingkat pengenceran yaitu pada pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3 dengan menggunakan medium Potato Destrosa Agar (PDA) dengan metode tuang. Hasil dari uji Angka Lempeng Total (ALT) bakteri dan kapang/khamir yaitu tidak menunjukkan hasil, dengan kata lain tidak ada bakteri maupun kapang/khamir yang tumbuh dengan jumlah yang melebihi 300 koloni.


Tidak tumbuhnya bakteri pada medium PCA dan PDA serta medium cair PW dan TSB yang tidak keruh menandakan bahwa sampel sediaan kosmetik ini  layak digunakan dan memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) yang menyatakan bahwa bakteri pathogen pada sediaan kosmetik ini adalah negatif.

BAB V
PENUTUP

V.1    KESIMPULAN
1.      Setelah di inkubasi selama 24 jam, tidak ditemukan bakteri yang  tumbuh pada media PW,TSB, PDA dan PCA.
2.      Sampel sediaan kosmetik produk “ovale” memenuhi syarat  penggunaan karena tidak adanya bakteri yang tumbuh.

V.2   Saran
   Praktikan harus disiplin dan berhati hati dalam melakukan praktikum agar hasil yang diperoleh dalam praktikum dapat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Praktikan harus bekerja lebih aseptis, agar jika ada  bakteri yang terkontaminasi pada media  murni bakteri dari dari sampel uji.



DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, 1993, Kamus Kimia Organik. Depdikbud : Jakarta.
Dirjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
Djide, Natsir, (2005), Mikrobiologi Farmasi Dasar, Jurusan Farmasi Universitas Hasanuddin, Makassar.
Fardiaz Srikandi, (1993), Analisis Mikrobiologi Pangan, PT Raja Grafinda Persada, Jakarta.
Lay, Bibiana W., (1994), Analisis Mikroba di Laboratorium, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Mycek, M.J., Harrey, R.A., Champe, P.C., 2002, “Farmakologi Ulasan Bergambar”, Widya Media, Jakarta
Pelczar, Michael J. dan E.C.S. Chan, (1986), Dasar-Dasar Mikrobiologi 1, UI Press, Jakarta.
Pusat POM Nasional, (2000), Metode Analisis Mikrobiologi, Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional Badan POM, Jakarta.