LAPORAN
BIOLOGI FARMASI
JURUSAN
FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
“
UJI MIKROBIOLOGI KOSMETIKA ”
Nama Mahasiswa / NIS :
·
Andi Alimuddin / PO.713251111054
·
Canradewi / PO.713251111058
·
Hardiyanti Iswan / PO.713251111065
·
Hikmayani / PO.713251111067
·
Indah Pertiwi S / PO.713251111069
·
Widyawati / PO.713251111097
Kelompok : Dua (II)
Hari Praktikum : Kamis
Pembimbing : Moh. Tang
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
I . 1 Latar Belakang
Kita tahu di
alam sekitar kita sangat banyak mikroorganisme yang tidak tampak oleh mata
telanjang kita. Mikroorganisme yang kita kenal sangat beraneka ragam, ada yang
bersifat saprofitik, parasitik atau bahkan bersifat pathogen. Sehingga
berdasarkan hal ini kita dapat mengatakan bahwa dunia kita atau di sekitar kita
tidak terbebas dari yang namanya mikrooganisme dan itu terlepas dari sifat yang
ada pada mikroorganisme tersebut.
Mikroorganisme dalam
kosmetik dapat menyebabkan pembusukan atau perubahan kimia dalam produk
tersebut dan mungkin dapat membahayakan kosmetik, konsumen perawatan kesehatan,
kecantikan, dan pribadi produk. Kosmetik tidak perlu steril, tetapi sistem
pengawet mereka harus dapat menjaga kontaminasi mikroba berbahaya.
Untuk produsen produk kosmetik dan perawatan pribadi, penting untuk
memastikan bahwa produk mereka bebas dari patogen (berbahaya) mikroorganisme
dan aman untuk digunakan konsumen.
Kemungkinan
pada produk tersebut dapat ditumbuhi mikroorganisme, sehingga dapat menyebabkan
perubahan-perubahan dalam karakter aktifitas dan jika mikroorganisme tersebut
pathogen dapat menyebabkan terjadinya infeksi yang dapat membahayakan konsumen.
Sediaan-sediaan farmasi yang dipilih
dalam praktikum ini adalah kosmetik yang berupa ovale pembersih muka karena
merupakan sediaan kemasan yang banyak digunakan oleh manusia khususnya para
wanita-wanita yang ingin membersihkan wajahnya dari kuman dan debu yang dapat
menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen.
I . 2 Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami
cara-cara pengujian dan perhitungan kuantitas cemaran mikroorganisme dari
sediaan farmasi yaitu lulur mandi purbasari dan bahan baku dalam sampel secara
mikrobiologis.
I . 3 Tujuan Percobaan
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk :
a.
Menentukan angka lempeng total
(ALT) bakteri dan kapang khamir dari sampel lulur mandi
purbasari.
b.
Mengetahui apakah lulur mandi purbasari
ini tercemar oleh mikroorganisme atau Pathogen serta mengetahui
jenis bakteri apa yang tumbuh.
I . 4 Prinsip Percobaan.
Untuk menentukan ALT bakteri dan kapang khamir dengan menggunakan media
enrichment selanjutnya diinkubasi pada suhu 37°C selama 1 x 24 jam kemudian
dilanjutkan dengan uji cemaran bakteri pathogen dengan menggunakan media
selektif dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 1 x 24 jam.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
II.I Dasar Teori
Mikroorganisme adalah jasad hidup kecil,
biasanya mikroskopik, misalnya bakteri, virus, dan cendawan.
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari
bentuk, sifat, kehidupan dan penyebaran jasad hidup yang termasuk mikroba
(jasad renik, mikrobia, mikroorganisme). Mikroba berasal dari kata: micros =
kecil/sangat kecil, bos = hidup/kehidupan. Bidang ilmu ini mencakup salah satu
kelompok besar jasad hidup yang mempunyai bentuk dan ukuran sangat kecil, serta
sifat hidup yang mempunyai bentuk dan ukuran sangat kecil, serta sifat hidup
yang berbeda dengan jasad hidup lain pada umumnya.
Penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan
karena adanya mikroba di dalam obat-obatan non steril, dapat mengakibatkan
terjadinya infeksi dari bakteri pathogen atau keracunan oleh bakteri penghasil
racun.
Bahan makanan terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan
mineral. Bahan makanan merupakan medium pertumbuhan yang baik bagi berbagai
macam mikroorganisme. Mikroorganisme dapat membusukkan protein,
memfermentasikan karbohidrat dan menjadikan lemak dan minyak berbau tengik.
Meskipun banyak mikroorganisme tidak berbahaya bagi manusia, beberapa
mikroorganisme pencemar dapat mengakibatkan kerusakan, dan yang lain
menimbulkan penyakit atau menghasilkan racun yang menyebabkan peracunan
makanan.
Oleh karena itu untuk mengetahui bahwa bahan baku dan bahan tambahan tidak
mengalami perubahan sifat serta bebas dari kontaminasi mikroba, maka diperlukan
uji mikrobiologis, yang meliputi pengujian Angka Lempeng Total bakteri dan uji
cemaran bakteri/ kapang.
Pengukuran kuantitatif populasi mikroba sering kali amat diperlukan di
dalam berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Pada hakikatnya terdapat 2 macam
pengukuran dasar, yaitu penentuan jumlah sel dan penentuan massa sel.
Pengukuran jumlah sel biasanya dilakukan bagi organisme bersel tunggal
(misalnya bakteri), sedangkan penentuan massa sel dapat dilakukan tidak hanya
bagi mikroorganisme bersel tunggal tetapi juga bagi organisme berfilamen
(misalnya kapang).
Metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam bahan
pangan terdiri dari metode hitungan cawan, “Most Propable Number” (MPN), dan
metode hitungan mikroskopik langsung. Dari metode-metode tersebut, metode
hitungan cawan paling banyak digunakan. Metode lainnya yang dapat digunakan
untuk menghitung jumlah mikroba di dalam suatu larutan adalah metode
turbidimetri (kekeruhan) menggunakan spektrofotometer. Tetapi metode ini sukar
diterapkan pada bahan pangan karena medium diukur harus bening, sedangkan
ekstrak bahan pangan, misalnya sari buah, biasanya mengandung komponen-komponen
yang menyebabkan kekeruhan, sehingga kekeruhan larutan tidak sebanding dengan
jumlah mikroba yang terdapat di dalamnya.
Perhitungan massa sel secara langsung atau tidak langsung, banyak dilakukan
untuk mengukur pertumbuhan selama proses fermentasi. Dalam perhitungan massa
sel secara langsung, jumlah sel mikroorganisme dapat dihitung jika medium
pertumbuhannya tidak mengganggu pengukuran. Oleh karena jika substrat tempat
tumbuh banyak mengandung padatan, maka sel-sel mikroorganisme tidak dapat
diukur dengan metode volumetrik, gravimetrik maupun turbidimetrik. Perhitungan
massa sel secara tidak langsung sering digunakan dalam mengamati pertumbuhan
sel selama proses fermentasi, dimana komposisi substratnya atau bahan yang
difermentasi dapat diamati dan diukur dengan teliti .
Dalam perhitungan mikroorganisme seringkali
diperlukan pengenceran. Di laboratorium pengenceran dilakukan dengan botol
pengencer seperti lazimnya dilakukan pada standar plate count, namun
dapat pula menggunakan tabung. Pada pengenceran dengan botol, cairan dikocok
dengan baik sehingga kelompok sel dapat terpisah .
II.2. Uraian Bahan
1.
PDA ( Potato Dextrose
Agar )
Komposisi
: Potato infusion 4,0 ( infusion from 200 g potatoes ); D(+)Glukose 20,0 ;
Agar-agar 15,0.
2.
TSB ( Tryptic Soy Broth
)
Komposisi
: Peptone from casein 17,0 ; peptone from soymeal 3,0 ; D(+)Glukose 2,5 ;
sodium chlorida 5,0 ; di-potasium hydrogen phospate 2,5.
3. PCA
( Plate Count Agar )
Komposisi
: Peptone from casein 5,0 ; Yeast extract 2,5 ; D(+)Glukose 1,0 ; agar-agar
14,0.
4.
VJA (Vogel Johnson Agar
)
Komposisi
: Peptone from casein 10,0 ; Yeast extract 5,0 ; di-potasium hydrogen phospate
5,0 ; D(-)mannitol 10,0 ; lithium chloride 5,0 ; Glycine 10,0 ; phenol red
0,025 ; agar-agar 13.
5.
PW ( Peptone Water )
Komposisi : Peptone
from casein 10,0 ; sodium chlorida 5,0 ; potasium hydrogen phospate 1,5 ;
di-sodium hydrogen phospate dodecatydrate 9,0.
6. CETA
( Centrimethri Agar
)
Komposisi : Peptone from gelatin 20,0 ;
Magnesium chloride 1,4 ; potasium sulfate 10,0 ;
N-cetyl-N,N,N-trimethylammonium bromide (cetrimide) 0,3 ; agar-agar 13,0.
7. Air
suling (FI edisi III, halaman 96)
Nama
resmi : Aqua Destillata
Nama
lain : Air Suling, Aquadest
Rumus
molekul : H2O
Pemerian :
cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Kegunaan
: pelarut, pembersih, dan zat tambahan
BM :
18,02
BAB III
METODE
KERJA
III
.
1
.
Alat dan Bahan
III
.
1
.
1
.
Alat-alat yang digunakan
1. Autoklaf
2. Batang
pengaduk
3. Cawan
petri
4. Erlenmeyer
5. Lampu
spirtus
6. Rak
tabung
7. Spoit
steril 1 ml dan 3 ml
8. Tabung
reaksi
9. Inkubator
III
.
1
.
2 . Bahan yang digunakan
1.
Aquadest
2. Medium
PDA (Potato Dextrosa Agar)
3. Medium
PCA (Plate Count Agar)
4. Medium
PW (Pepton Water)
5. Medium TSB (Tryptic Soy Broth)
6. Medium
VJA (Vogel Johson Agar)
7. Medium CETA (Centrimethri Agar)
8. Sampel
(Ovale pembersih wajah)
III
.
2
Cara Kerja
III . 2 . 1 Pengenceran Sampel (Ovale pembersih wajah)
1. Disiapkan alat dan
bahan.
2. Diambil 1
ml sampel , dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah di sterilkan , Di
tambahkan tween sebanyak 1 ml dan tambahkan 9 ml aquadest steril lalu
dihomogenkan untuk pengenceran
10-1.
3. Disiapkan botol
pengencer 10-2 dan 10-3 yang telah berisi 9 ml air steril. Dari botol pengencer 10-1 diambil 1 ml sampel lalu
dimasukkan kedalam botol pengencer 10-2,
berturut-turut hingga 10-3.
III . 2 . 2 Pengerjaan Uji Angka Lempeng Total (ALT) bakteri
1.
Disiapkan alat dan
bahan.
2.
Dipipet 1 ml dari
pengenceran 10-1
lalu dimasukkan ke
dalam
masing-masing cawan petri.
3.
Dituang medium PCA hingga menutupi dasar
cawan petri lalu dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Di bungkus .
4.
Sampel diinkubasi
selama 1 x 24 jam pada suhu 37°C di Laminaria
Air Flow (LAF).
III . 2 . 3 Pengerjaan Uji Angka Lempeng Total (ALT) untuk Kapang
1.
Disiapkan alat dan
bahan.
2.
Dipipet 1 ml sampel
dari pengenceran 10-1 lalu
dimasukkan ke
dalam
masing-masing cawan petri.
3.
Dituang medium PDA
hingga menutupi dasar cawan petri lalu dihomogenkan dan dibiarkan memadat.
4.
Cawan petri di diamkan
hingga medium memadat.
5.
Diinkubasi pada
suhu 37°C selama 1 x 24 jam di Laminaria Air Flow (LAF).
III . 2 .
4 Uji Identifikasi Cemaran Bakteri Patogen.
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Masing – masing media selektif yang sudah di
tuang ke cawan petri, dibiarkan memadat.
3. Dilanjutkan dengan inokulasi dari media
enrichment ke media selektif dengan cara diambil satu ose kemudian dimasukkan
ke dalam tabung reaksi yang positif atau yang paling keruh dengan cara di gores
ke dalam medium CETA dan VJA
4. Diinkubasi pada suhu 37°C selama 1 x 24 jam.
Diamati apakah ada bakteri yang tumbuh dan
jenis bakteri tersebut pada media enrichment dengan menyesuaikan dengan tabel
tahap seleksi pada buku penuntun praktikum Mikrobiologi Farmasi Politeknik
Kesehatan Makassar 2010 .
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
IV . 1 Data
Pengamatan
No
|
Media
|
10-1
|
10-2
|
10-3
|
1
|
PW
|
-
|
-
|
-
|
2
|
TSB
|
-
|
-
|
-
|
3
|
PCA
|
-
|
-
|
-
|
4
|
PDA
|
-
|
-
|
-
|
No
|
Media
|
Keterangan
|
1
|
CETA
|
Tidak ada pertumbuhan mikroorganisme
|
2
|
VJA
|
Tidak ada pertumbuhan mikroorganisme
|
Lampiran
PCA 10-1
PCA
10-2
PCA 10-3 PDA
10-1
PDA 10-2 PDA
10-3
PW 10-1, 10-2,
10-3 TSB 10-1, 10-2,
10-3
PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini sampel yang digunakan untuk uji mikrobiologi sediaan kosmetik pada produk Ovale. Bahan ini diperoleh dari Pasar Swalayan dengan memperhatikan masa berlaku produk tersebut dalam hal ini masih dalam batas
yang memenuhi syarat kesehatan untuk digunakan dalam pasaran. Untuk mengetahui bahwa produk ini layak untuk digunakan dan bebas dari kontaminan mikroba, maka diperlukan uji mikrobiologis,
meliputi pengujian angka lempeng total (ALT), dan uji cemaran bakteri / kapang.
Dalam produk ini mengandung alcohol, dimana
alkohol dapat menghambat bahkan mematikan pertumbuhan mikroorganisme. Oleh
karena itu sebelum dilakukan pengenceran, alkohol dalam sampel tersebut, terlebih dahulu dihilangkan
dengan mencampurkan surfaktan (tween-80) dalam jumlah yang sama banyak dengan
sampel. 1 ml sampel Ovale dicampurkan dengan 1ml tween-80, campuran diaduk
dengan batang pengaduk hingga homogen. Penambahan surfaktan pada sampel berguna
untuk menghilangkan kandungan alkohol dalam sampel. Dari hasil percampuran
kemudian diambil 1 ml untuk pengenceran pertama 10-1 . Kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi
air steril sebanyak 9 ml. Lalu dilakukan pengenceran bertingkat ke tabung
reaksi 10-2 dan 10-3. Sama halnya pada pengenceran air
steril, dilakukan pula penenceran pada medium cair PW dan TSB masing-masing 10-1
10-2 10-3. Pada percobaan kali ini,
dilakukan uji mikrobiologis pada sampel sediaan kosmetik pembersih wajah. Pengujian yang dilakukan
meliputi ALT bakteri, ALT kapang, Uji Patogen terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus.
Setelah diinkubasikan selama sehari (24
jam) sampel yang terdapat dalam
tabung reaksi tidak memperlihatkan
kekeruhan dalam medium yang tadinya berwarna kuning bening dan berwarna hijau kebiruan,
namun setelah diinkubasikan selama 24 jam dalam inkubator warna mediumnya tetap. Hal ini memberikan
tanda bahwa dalam medium tersebut tidak
terdapat mikroba yang terkandung dalam produk.
Karena pada medium tidak terdapat mikroba maka
tidak dilakukan uji penegasan pada media CETA dan VJA. Bakteri
yang mungkin timbul pada sediaan untuk pemakaian luar seperti produk Ovale
pembersih wajah adalah Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus, sehingga tidak perlu dilakukan uji cemaran bakteri E. Coli,
Salmonella tyhpi, Vibrio cholera, yang sifatnya merupakan bakteri yang
berbahaya jika masuk dalam tubuh manusia dalm jumlah yang tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Pada penentuan Angka Lempeng Total (ALT) bakteri
digunakan 3
tingkat pengenceran yaitu pada pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3 dengan
menggunakan medium Plate Count Agar
(PCA) dengan metode tuang sedangkan pada penentuan Angka Lempeng Total (ALT) kapang/khamir digunakan 3 tingkat pengenceran
yaitu pada pengenceran 10-1, 10-2 dan 10-3 dengan
menggunakan medium Potato Destrosa Agar
(PDA) dengan metode tuang. Hasil dari uji Angka Lempeng Total (ALT) bakteri dan
kapang/khamir yaitu tidak menunjukkan hasil, dengan kata lain tidak ada bakteri maupun kapang/khamir yang tumbuh
dengan jumlah yang melebihi 300 koloni.
Tidak tumbuhnya
bakteri pada medium PCA dan PDA
serta medium cair PW dan TSB yang tidak keruh menandakan bahwa sampel sediaan kosmetik ini layak digunakan dan memenuhi Standar
Nasional Indonesia (SNI) yang menyatakan bahwa bakteri pathogen pada sediaan kosmetik ini adalah negatif.
BAB V
PENUTUP
V.1
KESIMPULAN
1.
Setelah di
inkubasi selama 24 jam, tidak ditemukan bakteri yang tumbuh pada media PW,TSB, PDA dan PCA.
2.
Sampel sediaan
kosmetik produk “ovale” memenuhi syarat
penggunaan karena tidak adanya bakteri yang tumbuh.
V.2 Saran
Praktikan harus disiplin dan berhati hati dalam melakukan praktikum agar
hasil yang diperoleh dalam praktikum dapat sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai.
Praktikan harus bekerja lebih aseptis, agar jika ada bakteri yang terkontaminasi pada media murni bakteri dari dari sampel uji.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, 1993, Kamus Kimia Organik. Depdikbud : Jakarta.
Dirjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI,
Jakarta.
Djide, Natsir, (2005), Mikrobiologi Farmasi Dasar, Jurusan Farmasi
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Fardiaz Srikandi, (1993), Analisis Mikrobiologi Pangan, PT Raja
Grafinda Persada, Jakarta.
Lay, Bibiana W., (1994), Analisis Mikroba di Laboratorium, PT
RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Mycek, M.J., Harrey, R.A., Champe, P.C., 2002, “Farmakologi
Ulasan Bergambar”, Widya Media, Jakarta
Pelczar, Michael J. dan E.C.S. Chan, (1986), Dasar-Dasar Mikrobiologi 1,
UI Press, Jakarta.
Pusat POM Nasional, (2000), Metode Analisis Mikrobiologi, Pusat
Pengujian Obat dan Makanan Nasional Badan POM, Jakarta.