Stay with me
Tidak terasa
sudah seminggu aku menikah dengan Ferdy, cowok yang selama ini selalu disisiku.
Menemaniku dikala suka maupun duka, dikala cerah maupun mendung. Seseorang yang
membuat terseyum sambil menangis, menangis sambil terseyum. Dia bisa jadi teman,
sahabat, musuh, kakak dan sekaligus kekasih yang baik.
Tapi, entah
mengapa kini dia telah berubah, semua sifat manisnya telah luntur. Tidak ada
lagi kehangatan saat aku bersamanya. Terkadang aku merasa dia bukan orang yang
aku kenal lagi. dia berubah menjadi orang asing bagiku.
Aku mencoba
mencari tahu apa yang terjadi pada calon suamiku itu, akupun mengikutinya saat
dia pulang kantor. Aku begitu kaget saat melihat dia kerumah sakit. Aku mengikuti
dia sampai kedalam rumah sakit. Kulihat dia memasuki ruang dokter spesialis
penyakit dalam. Perasaanku tidak karuan, apakah dia sedang sakit parah? Apakah dia
menyembunyikan penyakitnya? Semua pertanyaan itu muncul berhamburan dari
otakku.
Keesokan harinya,
aku mengajak Ferdy ke Café favorit kami. aku berkata jujur padanya bahwa aku
mengikutinya ke rumah sakit. Dia tampak kaget, akupun bertanya sebenarnya apa
yang dia sembunyikan dariku. Awalnya dia tidak ingin membuka mulutnya, tapi aku
terus mendesaknya.
Akhirnya Ferdy
menyerah dan menceritakan semuanya. Aku sangat kaget saat dia mengatakan bahwa
dia sedang merawat wanita lain yang sedang sakit parah di rumah sakit itu,
ternyata dugaanku salah. Rasa cemburu menyelimuti hatiku, amarahkupun tidak
terbendung lagi. dia merawat wanita lain dan mengacuhkanku, bahkan saat pernikahan
kami belum seumur jagung. Akupun menampar Ferdy, kekecewaanku begitu mendalam
padanya.
Aku meninggalkan
Ferdy yang masih tertunduk, mungkin aku harus mengakhiri pernikahan ini sebelum
semuanya terlambat. Air mataku berurai tanpa henti, akupun berlari keluar dari Café
itu, menerobos hujan yang begitu deras. Hatiku begitu hancur, dan dadaku terasa
sesak.
Langkahku terhenti
saat Ferdy menggenggam tanganku, dia menarikku dalam pelukannya. Wajahnya begitu
sedih, dia mencoba menghapus air mataku yang telah bercampur dengan air hujan. Dia
membelai rambutku dan memelukku dengan erat.
“STAY WITH
ME HONEY” bisiknya begitu mendalam. Aku mencoba mendorong tubuhnya menjauh
dariku, namun dia semakin mempererat pelukannya.
AKU BENCI
KAMU, AKU BENCI KAMU…. Hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutku. diapun
melepaskanku dari pelukannya, “seberapa besar kamu membenci aku, aku tetap akan
mencintaimu”. Diapun tersenyum.
PLAAKKK…
tamparanku kembali melayang di pipinya, bahkan dia masih sempat merayuku disaat
dia menghancurkan hatiku. Ferdy hanya tersenyum sambil memegang pipinya. Bahkan
rasa sakitnya tamparanku itu tidak sepadam dengan rasa sakit hati yang dia
torehkan padaku.
Tiba-tiba
Ferdy menarikku kembali dalam pelukannya. Dia tertawa dibalik tubuhku. Aku terbujur
kaku melihat sikapnya. “bahkan rasa sakit tamparanmu ini masih tidak bisa
mengurangi rasa sayangku padamu. Ahhh… mungkin ini memang yang harus ku terimah
untuk SURPRISE ini”. Apa surprise? apa maksudnya dengan surprise.
Hujan yang
begitu deras tiba-tiba berhenti seketika. Akupun menatap langit yang ternyata
sangat cerah dengan dihiasi bintang-bintang. Aku menatap Ferdy. Dia hanya
tertawa sambil memegangi pipinya yang merah karena tamparanku.
“HAPPY
BIRTHDAY HONEY”. Kata-kata itu terucap begitu halus dari mulutnya. Beberapa lelaki
yang berseragam pemadam kebakaran datang dengan membawa bunga dan kue sambil
menyanyikan lagu happy birthday.
Aku memeluk
Ferdy sambil menangis terharu, ternyata dia yang merencanakan semua ini. Bahkan
dia rela menyewa pemadam kebakaran untuk membuat hujan buatan. Dan yang membuatku
tampak bodoh karena aku mengira dia betul-betul merawat wanita lain. ternyata
dia kerumah sakit hanya untuk menemui sahabatnya yang merupakan salah satu
dokter penyakit dalam di rumah sakit itu.