Friday 5 July 2019

Jalan Terputus!!! Angkat Motor Demi Penyuluhan #Jadi Tenaga Kesehatan Puskesmas Limbong Harus Kuat Part 3

Jalan Terputus!!!
 Angkat Motor Demi Penyuluhan
#Jadi Tenaga Kesehatan Puskesmas Limbong Harus Kuat Part 3


Kegiatan Sosialisasi

Assalamu Alaikum Wr. Wb…
Hai… Hai… Hai Tayo… Hai Tayo dia bus kecil ramah…
Melaju Melambat, Tayo selalu senang…. 
Cie pasti ada yang baca ini sambil nyanyi, iyakan… 
     Ketemu lagi nih guys, di tulisan saya ini. Semoga masih ada yang membaca blog ini sih. Oh iya tulisan ini masih seputar keseruan bertugas di Puskesmas Limbong. Dan semoga ini bisa menjadi gambaran perjuangan bertugas di Daerah Perbatasan Terpencil dan Kepulauan (DPTK) dan Daerah Beramasalah Kesehatan (DBK).Tidak bisa di pungkiri bahwa beberapa akses jalan di wilayah puskesmas Limbong masih sangat jelek, jalan berlubang, berbatu, menanjak tajam dan menurun. Digabung menjadi satu.  Sudah banyak warga yang menjadi korban, bahkan beberapa pegawai puskesmas juga sering jatuh.  
    Saya juga sudah mengalaminya sih, tapi saat itu saya masih sempat untuk melompat dari motor dan Alhamdulilah saya tidak jatuh tapi yang memboceng saya yang jatuh. Korbannya sudah banyak mulai dari luka ringan sampai yang berat, seperti patah tulang sampai harus dirujuk di rumah sakit kabupaten. Dan untungnya tidak disertai dengan patah hati sih. Tapi walaupun akses jalan menuju desa masih jauh dari kata bagus, pegawai puskesmas Limbong tetap semangat untuk melaksanakan programnya ke desa-desa, mulai dari posyandu yang dilaksanakan rutin setiap bulan sampai beberapa program yang memang mengharuskan untuk turun lapangan. Patut di acungi jempol, semangat dan tenaga petugas kesehatan sangat kuat.
Bahkan katanya dulu pegawai puskesmas Limbong harus jalan kaki untuk mencapai beberapa desa yang aksesnya tersulit, karena jalan yang dulu lebih parah dari yang sekarang. Yah walaupun jalan sekarang masih jelek tapi yah setidaknya ada perubahan karena sedikit demi sedikit sudah bisa dilalui dengan motor, walaupun kadang harus terjatuh dan tertati.Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah sosialisasi di desa-desa. Bulan maret tahun 2019 telah dilakukan sosialisasi di desa Pengkendekan yaitu sosialisasi Penyakit Tidak Menular (PTM) dan saat itu sedang musim hujan. Jalanan semakin licin, dan banyak titik longsor yang membuat akses jalan terputus.
      Kami memulai perjalanan menuju desa Pengkendekan pada siang hari setelah melakukan sosialisasi di desa Kanandede karena setiap sore biasanya wilayah kecamatan Rongkong di guyur hujan. Perjalanan menuju desa Pengkendekan bisa di katakan cukup sulit, struktur tanah yang lembek dan berbatu membuat pengendara roda dua harus bekerja ekstra keras untuk menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh.    Bahkan beberapa kali kami hampir jatuh dan akhirnya harus berjalan kaki untuk melewati jalanan yang sulit. Alhamdulillah bisa sampai dengan selamat.     
    Kegiatan sosialisasi Penyakit Tidak Menular (PTM) dimulai pada jam 9. Namun sosialisasi molor sampai jam 10 karena menunggu teman-teman staff puskesmas yang baru berangkat dari puskesmas. Saat itu desa Pengkendekan diguyur hujan dari sore sampai malam, hingga membuat jalan semakin licin dan becek. 
   Dan lebih parahnya lagi salah satu jembatan menuju desa Pengkendekan terputus karena longsor. Staff puskesmas yang baru berangkat akhirnya harus menunggu cukup lama di jembatan terputus tersebut. Mereka harus menunggu beberapa warga yang lewat untuk membuat jembatan yang bisa dilewati. Karena saat itu masih pagi, warga yang melewati jalan belum banyak. Akhirnya mereka hanya bisa membuat jembatan kayu yang hanya bisa dilewati oleh satu orang.  
     Saya juga sangat kagum dengan jiwa gotong royong masyarakat di kecematan Rongkong. Mereka berjibaku untuk mengangkat motor, bahkan membuat jembatan dengan waktu yang realitif singkat. Semoga ini bisa menjadi perhatian pemerintah Luwu Utara. Sebenarnya sudah ada pondasi yang berdiri, tapi pembangunannya belum selesai sampai sekarang. Dengan ada kejadian seperti ini, semoga pembangunan bisa kembali diteruskan, demi kenyamanan masyarakat yang ada di desa Pengkendekan dan juga petugas kesehatan yang
selalu turun lapangan ke desa-desa.
    Sebenarnya masih banyak daerah di seluruh Indonesia yang aksesnya lebih sulit dan perjuangan tenaga kesehatannya jauh lebih berat. Bahkan tak jarang mereka harus gugur di medan perjuangan mereka, demi Indonesia yang lebih sehat. Oh Iyah satu lagi nih, pesan buat tenaga kesehatan, dimana pun kita berada tetap semangat menjalankan tugas, jalani dengan ikhlas dan nikmati semua perjuangan yang telah kita lalui. Semoga ini bisa menjadi lahan ibadah buat kita semua. Semangat untuk INDONESIA yang lebih sehat.

   
     Untuk mengejar waktu akhirnya staff puskesmas Limbong beserta beberapa warga harus mengangkat motor dengan melewati jembatan kayu itu. Alhamdulillah akhirnya bisa sampai dengan selamat.


     Setelah sampai di desa Pengkendekan sosialisasipun di mulai. Sosialisasi berjalan dengan lancar dan masyarakat antusias untuk mendengar materi yang disampaikan oleh pemateri.   Kami meninggalkan desa Pengkendekan setelah sholat Dzuhur. Alhamdulillah ternyata jembatan masih sama, yaitu jembatan kayu yang hanya bisa dilewati dengan berjalanan kaki. Motor kembali harus diangkat melewati jembatan kayu itu, untungnya sudah banyak Masyarakat yang lewat jadi motor lebih mudah untuk digotong dengan bantuan dari masyarakat.


    

     Dan saat itu ada sebuah mobil dari desa Pengkendekan yang hendak menuju kota, otomatis mobil tersebut tidak bisa lewat. Kamipun menunggu warga untuk memperbaiki jembatan. Semuanya bergotong royong untuk membangun kembali jembatan. Kayu-kayu jembatan yang sempat terbawa banjir dikumpulkan kembali dengan alat seadanya. Kemudian kayu tersebut disusun dengan susah payah.
    Setelah hampir dua jam berlalu akhirnya jembatan sederhana berhasil dibuat. Dan tibalah saatnya uji coba jembatan tersebut. Mobil yang masih terparkir di seberang mulai bergerak perlahan, semuanya terlihat tegang karena tidak ada yang bisa menjamin kekuatan jembatan yang buat. Walaupun sebenarnya jembatan tersebut dibuat cukup kokoh.Mobil bergerak perlahan menurun, satu orang berada didepan mobil untuk mengarahkan sopir. Semuanya berteriak saat mobil sudah mencapai pertengahan jembatan. Mobil kesusahan untuk menanjak karena permukaan ujung jembatan cukup curang. 

    
     Permukaan tanah segera di cangkul oleh dua orang warga. Dan mobil kembali bergerak perlahan, tapi ternyata masih kesusahan. Akhirnya mobil di dorong, hingga mencapai seberang.    
   Jujur ini pengalaman berharga buat saya, dimana saat turun lapangan harus bertarung dengan nyawa dan memacu adrenalin. Bukan hal mudah saat harus melewati jalan menanjak dan menurunkan yang disertai dengan tanah liat yang licin, dan terkadang harus melewati longsor. Sepatu penuh tanah, baju kusut dan keringat dingin melihat jurang yang cucuram. Sungguh berbanding terbalik sih saat bekerja di kota.Tapi seruuuu banget, saat harus melakukan sosialisasi dan mengangkat motor untuk melewati jembatan. Yah walaupun bukan saya yang mengangkat tapi setidaknya bisa melihat secara langsung perjuangan seperti ini.

*Untuk lebih lengkapnya nonton youtYou dibawah ini!!! https://youtu.be/avDni1uufrY