Friday 5 August 2022

Gagal Lagi

GAGAL LAGI

Yah gagal lagi setelah mencoba kesekian kalinya. Kecewa sudah pasti, sedih juga sih. Ada yang mengalaminya juga? 

Ok saya ingin menceritakan kegagalan-kegagalan saya saat mengikuti tes CPNS. Yups sudah beberapa kali ikut dan masih saja gagal. Kalau di tanya kenapa sih mau jadi PNS, jawaban kurang lebih seperti orang pada umumnya. Ingin memperoleh gaji tetap tiap bulan, masa depan lebih terjamin. Umum banget kan, padahal rejeki memang sudah di jamin sama Allah. Hahahaha

Btw saya sudah mengikuti tes seleksi CPNS saat baru lulus D3, tahun 2014 waktu itu hanya kementerian yang membuka formasi jabatan. Dan saya yang masih fresh graduate langsung gas pol mengikuti, lolos berkas namun tidak datang mengambil kartu ujian karena pada saat itu semua masih serba manual. Mengambil kartu aja harus datang langsung tidak bisa diwakili karena harus memperlihatkan KTP dan bertanda tangan, saya saat itu lebih memilih perpanjang waktu libur di kampung, daripada harus balik ke Makassar. Masih sangat santai dan tidak ada rasa kecewa sama sekali.

Kegagalan kedua, ini juga cuma Kementerian yang buka formasi, tahun 2016. Saya sudah bergabung di Nusantara Sehat penempatan di Kepulauan Riau. Prinsip saya sih jika ada kesempatan yah dipergunakan. Jadi saya ikut lagi dong, padahal formasi jabatan nya tidak ada di Sulawesi Selatan, terdekat di Manado. Ok bagi saya itu masih ada Sulawesi nya. Ikut lah proses pemberkasan yang sudah lebih modern, semua berkas cuma di kirim via online. Saat itu tempat tes terdekat cuma di Palembang, mau balik Makassar biaya tiketnya lebih mahal. Ya udah pilih yg terdekat. Tapi saat itu saya lebih semangat jalan-jalan di Palembang ketimbang mengikuti tes. Tidak ada persiapan sama sekali, iya sih saya belajar tapi kayak yah belajar ala kadarnya. Padahal Kak Ria teman sekamar saat di penempatan selalu mengajak belajar bareng. Dan dia lolos ke tahap selanjutnya sedangkan saya nilainya jauh di bawah ambang batas. Memang lebih semangat jalan-jalan sih. Sedih, kecewa, ehm tidak sih. Hahahaha

Kegagalan ketiga perekrutan CPNS tahun 2018, nah waktu ini di buka perekrutan sebesar-besarnya. Banyak banget formasi yang terbuka di mulai di pemerintahan kabupaten/kota sampai ke kementerian. Banyak pilihan deh, tapi nilai ambang batas juga naik. Saat itu saya memilih ikut di Luwu Timur. Yah yang terdekat dari kampung halaman. Dan di luar dugaan saya berhasil lolos ke tahap SKB, saya sudah bahagia sekali, merasa tinggal sedikit lagi. Apalagi waktu itu banyak banget peserta yang tidak lolos, bahkan ada banyak formasi yang pesertanya tidak mencapai nilai ambang batas. Saya pikir wah otomatis lolos nih. Tapi ternyata formasi yang saya pilih dua orang yang lolos, yah saya ada pesaing. Karena banyak formasi yang kosong, akhirnya nilai ambang batas di turunkan, biar banyak yang bisa mengikuti tahap selanjutnya. Dan memang bukan rejeki lagi, saya tidak lolos, nilai pesaing saya lebih tinggi. Padahal harapan saya sudah terlalu tinggi. Disinilah saya merasa kecewa untuk pertama kalinya. Semakin besar harapan, kekecewaan semakin besar juga. Namun saya dengan cepat bisa menerimanya. 

Kegagalan keempat, perekrutan CPNS 2019. Saat itu saya mengikuti seleksi di kabupaten Luwu, kampung halaman saya. Disini saya belajar lebih keras, berharap bisa lolos karena sudah di kampung sendiri. Tapi gagal lagi, bahkan saya gagal di tahap pertama. Nilai saya hanya silisih nol koma sekian dari pesaing saya, dan hanya satu yang di butuhkan dengan artian cuma tiga yang berhak mengikuti tahap berikutnya dan saya berada di posisi ke empat. Lagi dan lagi, masih bukan rejeki. Kekecewaan saya tentu lebih besar lagi, karena harapan saya semakin tinggi. Tapi itu dengan mudah saya ikhlaskan.

Tahun 2021 kembali di buka perekrutan CPNS dan saya dengan semangatnya ikut lagi. Dari semua seleksi CPNS yang saya ikuti inilah yang penuh perjuangan dan harapan saya sangat besar untuk lolos seleksi. Di mulai saat mendaftar online, NIK saya tidak ditemukan, setelah di cek ternyata NIK saya belum sinkron di kantor kependudukan. Oh iya saya baru menikah dan pindah KK dan domisili. Mungkin itu yang membuat NIK saya tidak ditemukan. Akhirnya suami saya yang datang ke kantor kependudukan karena saat itu saya hamil. setelah beberapa kali ke kantor kependudukan, NIK saya bisa digunakan. Sayapun mendaftar dan lolos seleksi berkas. Saya belajar lebih giat, walaupun saat itu saya hamil besar tapi itu tidak menyurutkan semangat belajar saya. Ternyata saya tes saat sudah melahirkan, umur anak saya baru sebulan, dan terpaksa harus memompa ASI agar bisa ikut tes. Saya lolos tahap kedua namun berada di urutan ke empat yang di butuhkan 2 orang. Saya belajar lebih keras lagi, sambil menyusui, sambil menidurkan anak dan bahkan saya ikut bimbel online. Tapi saya sempat down saat ditemukan ke curangan di perekrutan ini. Termasuk di kabupaten Luwu tempat saya ikut seleksi. Dari berita yang saya baca ada 4 orang yang terindikasi curang, tapi sampai sekarang tidak tahu apakah 4 orang itu didiskualifikasi atau tidak. Karena proses pengumuman nya juga berbeda dari kabupaten lain. 

Kesal banget, saat saya sudah berjuang untuk belajar ada oknum yang malah memilih jalan curang. Belum jadi PNS aja sudah berbuat curang, apalagi jika sudah menjabat. Mungkin korupsi kali yah. Tapi hal semacam ini tidak bisa di pungkiri, walaupun perekrutan sudah lebih transparan dari sebelum-sebelumnya. Tapi yah masih kecewa aja sih, sampai saat ini belum tahu apakah yang curang itu mendapat sanksi yang sesuai dan apakah oknum yang bekerjasama dengannya di tangkap, karena jelas ini merugikan negara.

Ok lanjut... Saya mengalami dilema yang luar biasa, ternyata tes tahap kedua harus di Makassar, tempat yang terdekat. Anak saya masih terlalu kecil untuk di bawah perjalanan jauh, mau saya tinggal tapi kasihan juga dan saya juga tidak tega sih. Alhamdulillah kakak saya mau mengantar, akhirnya saya berangkat ke Makassar naik mobil, ditemani oleh kakak ipar beserta anaknya yang masih umur 3 tahun dan tentu saja suami. Sungguh perjuangan yang tidak mudah, banyak pengorbanan keluarga.

Kami di sambut oleh hujan saat sampai di Makassar. Dan seperti kota-kota besar lainnya di Indonesia jika di guyur hujan berhari-hari maka banjir dimana-mana. Dan apesnya rumah yang saya tempati juga banjir, air masuk ke rumah. Walaupun tidak sampai selutut tapi itu membuat seisi rumah repot untuk menguras air.

Saat perjalanan menuju tempat tes, hujan sudah redah tapi menyisahkan banjir di sepanjang jalan. Jalanan macet parah, banyak kendaraan yang mogok di tengah jalan karena nekat menerobos banjir. Suami saya juga nekat menerobosnya karena waktu registrasi semakin mepet, setelah berjuang kurang lebih dua jam akhirnya tiba di lokasi tes. Saya sangat deg-degan, berbagai doa saya baca. Memasuki ruangan setelah melewati proses pengecekan. Saya sangat tenang menjawab soal, walaupun ada beberapa yang saya jawab asal. nilai saya keluar, skor yang tampil di layar 340. Nilai yang cukup besar, oh iya sebelum berangkat tes saya mengirimkan link live score di grup keluarga dan meminta doa pada mereka. Saat keluar ruangan saya membuka HP saya, melihat tayang ulang live score itu dan nilainya pesaing saya lebih tinggi. 

Harapan pupus, kekecewaan tidak bisa saya tutupi. Perjalanan yang masih harus melewati banjir tidak saya pedulikan lagi. Rasanya hanya ingin segera sampai di rumah memeluk anak saya, meminta maaf. Saya sudah membawanya berjuang namun saya gagal. Saya membalas chat keluarga di grup yang ternyata sudah heboh membahas nilai di live score, mereka tidak tahu siapa-siapa pesaing saya. Saya hanya bisa meminta maaf membuat semua kecewa dan jujur saya sangat kecewa dengan diri sendiri. Jauh lebih kecewa di bandingkan saat mengikuti tes-tes sebelumnya. 

Terlalu banyak harapan yang saya dapatkan, namun lagi dan lagi tidak sesuai harapan. Belum rejeki itulah yang saya ucapkan. Berusaha tegar. Saat sampai di rumah kesedihan saya bertambah saat harus melihat anak saya yang tertidur pulas, masih sangat kecil untuk saya bawa perjalanan jauh, harus tidur saat banjir. Namun seolah mengerti anak saya tidak pernah rewel, tidur dengan santai walaupun banjir sudah masuk sampai kamar. Untung saat itu tempat tidur cukup tinggi. Saya mengucap kening anaknya saya mengucapkan beribu maaf.

Karena terlalu lelah saya tidur dengan cepat, tapi tiba-tiba terbangun, saat itulah air mata saya jatuh tanpa bisa saya bendung. Saat malam yang hening, saat semua tertidur, topeng sok tegar saya luntur.

Pikiran saya berkecamuk, kecewa pada diri sendiri sangat besar saya rasakan. Saya sangat merasa bersalah pada anak saya yang masih kecil tapi sudah harus menempuh perjalanan jauh, pada suami yang sudah susah payah membantu saya, sama kakak-kakak saya yang selalu mendoakan dan membantu dan pada keluarga besar saya.

Jujur sih, rasa kekecewaan itu cukup lama saya pendam, cukup lama bersarang dihati. Berusaha iklhas tapi tetap saja kecewa. Dan semakin bertambah saat pengumuman keluar. Nama saya tertera dalam daftar peserta tidak lolos. Saya berdoa pada Allah SWT meminta supaya hati saya diberikan keikhlasan. 

Dan inilah kegagalan saya untuk kesekian kalinya. Kegagalan yang membuat saya sangat kecewa dengan diri saya. Dan cukup lama hingga saya bisa menerimanya. Belum rejeki, hanya itulah yang saya tanamkan dalam diri saya. Allah SWT akan memberikan jalan yang terbaik diwaktu yang tepat.

Btw buat teman-teman yang lolos selamat... Jadilah ASN yang bekerja dengan penuh tanggung jawab, melayani masyarakat dengan baik. Dan buat yang belum lolos seperti saya. Yuk semangat, kita sudah hebat kok mau berjuang. Apapun hasilnya itulah yang terbaik. 

Dan akhirnya saya mengerti bahwa jika memang sesuatu belum ditakdirkan oleh Allah SWT, mau jungkir balik kita mencoba pasti tidak bisa kita raih, tapi jika memang itu sudah ditakdirkan sejauh manapun pasti akan tetap kembali pada kita. 

Friday 22 July 2022

Tentang Impian

  


 Sebagai seorang manusia tentu kita punya mimpi, tapi sebenarnya ada juga sih manusia yang tidak mempunya mimpi. Sebenarnya apa sih tujuan impian itu? Mengapa banyak orang yang berjuang untuk meraih impiannya? Bagaimanakah cara meraih impian kita?

Apa sih tujuan impian itu?

Apa sih tujuan impian itu? Mungkin kita sering bertanya, buat apa kita mempunyai impian? Impian itu adalah petunjuk untuk meraih sebuah tujuan yang ingin kita capai. Sesuatu yang kita perjuangkan untuk meraihnya. Jika tidak mempunyai impian kita tidak punya arah tujuan, bingung mau kemana, mau bagiamana. Bahkan terkadang hidup jadi hampa karena tidak ada target yang kita tujuh.

Mengapa banyak orang yang berjuang untuk meraih impiannya?

Coba lihat di sekeliling kita, begitu banyak orang yang berjuang begitu keras untuk meraih impiannya. Bahkan mereka rela berkorban. Waktu, tenaga, pikiran dan banyak lagi yang di korbankan untuk meraihnya. Kenapa bisa demikian? Karena impian itulah yang menjadi penyemangat, sebagai bahan bakar untuk meraih sebuah tujuan. Bahkan saat kita sudah meraih sebuah impian kita. Maka kita akan membuat impian yang lebih besar lagi.

Bagaimanakah cara meraih impian kita?

Cara yang paling efektif adalah tentu saja berjuang untuk meraihnya. Jangan pantang menyerah. Jika gagal yah coba lagi, sampai kegagalan itu berubah jadi sebuah keberhasilan. Karena sesungguhnya sebuah kegagalan itu terjadi saat kita berhenti untuk mencoba.

Lantas apakah kalian sudah punya impian?

Jika belum yuk mulai untuk menulis impian yang ingin dicapai. Kenapa harus ditulis? Ini sebagai pengingat dan penyemangat, bahwa ada sesuatu yang sedang kita perjuangkan. Jangan takut untuk bermimpi, mimpi itu gratis kok.

Walaupun sekarang keadaan kita sangat sulit, susah bahkan ingin rasanya menyerah. Tetap perjuangkan impianmu.

     Dan impian yang sangat menakjubkan adalah meninggal dalam keadaan Husnul Khotimah. Berhasil melewati fase hidup dengan baik dan bekal yang cukup untuk akhirat kelak. Bukan sebuah jabatan, bukan harta yang berlimpah dan semua pernak pernik dunia, karena pada akhirnya semua itu akan kita tinggalkan.

Apakah kita sudah mempersiapkan bekalnya?


Thursday 21 July 2022

Tips Liburan #Healing ala anak NS

 

Assalamualaikum…

Hey bestie, lama juga rasanya baru nulis di blog ini.

Akhir-akhir ini sangat popular istilah healing. Stress dikit butuh healing, capek kerja butuh healing, putus sama pasangan butuh healing. Arti kata healing sendiri berasal dari bahasa inggris yang jika diartikan yaitu penyembuhan. Namun healing juga memiliki banyak makna. Terkadang healing juga biasanya diartikan bepergian ke tempat wisata.

Sama seperti pekerja lain, sebagai anak Nusantara Sehat pasti juga membutuhkan healing atau liburan. Tempat kerja yang  jauh di pedalaman, kerjaan yang berat, fasilitas yang yang tidak ada seperti listrik atau jaringan. Kadang juga jenuh dengan suasana penempatan.

Hal ini bisa mempengaruhi kinerja, makanya anak Nusantara Sehat juga butuh liburan. Biar liburan happy, tubuh segar, wajah berserih, semangat kembali terkumpul tentu harus ada persiapan. Jangan sampai habis liburan, isi tabungan juga habis. Bukannya healing malah jadi pusing.



Berikut ini tips dari saya bestie. Tips Liburan Anak NS.

1.       Persiapkan Jadwal

Saat berstatus jadi anak NS kita tentu terikat oleh peraturan puskesmas, tidak bisa asal izin dan cuti. Ini sudah tertuang dalam peraturan kementerian yah. Jadi biar liburannya legal, bukan illegal sampai jadi buronan karena pergi tanpa pamit, tanpa izin. tiba-tiba post foto liburan. Jangan sampai begitu yah besti. Jaga nama baik kita sebagai Nusantara Sehat.

Nah biar pergi liburannya tenang, persiapkan jadwal jauh-jauh hari, ajukan cuti atau izin beberapa hari. Kemudian pilihlah tempat yang tidak terlalu jauh, karena tempat yang jauh akan membuat waktu kita terbuang dijalan.

Waktu semasa NS saya selalu membuat jadwal liburan bersama teman saya, karena memang hobinya jalan. Kami pilih tempat yang dekat dengan penempatan. Waktu saya di penempatan puskesmas Tebing, saya liburannya di luar negeri karena penempatan saya saat itu adalah daerah perbatasan yaitu di Singapura dan Malaysia. Waktu penempatan di Puskesmas Limbong yang berada di Sulawesi Selatan, saya bersama teman saya liburan ke Toraja dan Bulukumba.

Jadi pilih tempat liburan yang dekat dengan penempatanmu, karena saya yakin setiap sudut di Indonesia mempunyai tempat-tempat indah.

2.       Tentukan Tempat Liburan

Nah ini juga sangat penting, jangan sampai sudah ajukan izin atau cuti malah bingung mau kemana. Sebaiknya kita bertanya pada penduduk sekitar tempat wisata yang bagus di daerah penempatan kita, atau bisa juga cari di google. List beberapa, kemudian tentukan pilihannmu.

Jika kalian ingin liburan bersama teman, diskusikan. Jangan sampai yang satu mau ke pantai, yang lain mau ke gunung. Atau sudah di jalan masih berdebat masalah tempat.

Sebaiknya diskusikan semua, tentukan rutenya. Bahkan jika kalian mau mencari pemandu wisata carilah info dan tentukan sebelum keberangkatan.

3.       Tips Hemat

Biar liburannya tambah nyaman jangan lupa budgetnya juga dipersipakan jauh-jauh hari. Kalau saya mengalokasikan sebagian gaji saya untuk liburan, tidak banyak sih tapi selalu cukup. Sebelum berangkat liburan, biasanya saya dan teman saya menentukan berapa budget yang dibutuhkan. Mulai dari transportasi, makan, minum dan juga penginapan.

Setelah itu kamu kami mengumpulkan uang itu dan disimpan oleh satu orang yang kami sepakati. Nanti dialah yang bagian bayar-bayar kebutuhan bersama, kalau mau beli ole-ole barulah pakai uang pribadi, bukan uang kelompok. Cara ini cukup efektif.

Saya dan teman saya pernah mempersiapkan budget masing-masing, tidak dikumpul jadi uang kelompok. Alhasil kami sibuk saling menagih saat bayar penginapan, uang makan dan itu sangat repot, karena terkadang lupa pakai uang siapa.

Bahkan serasa lebih banyak pengeluaran. Oh iya kami juga selalu memilih pengipan yang terjangkau.

4.       Menikmati Liburan

Saat berada di tempat liburan, nikmatilah sepuasnya. Jangan malah membawa pekerjaan. Selesaikan semua pekerjaan sebelum berangkat. Berfotolah sepuasnya, jelejahi semua tempat wisata yang ingin ditujuh.

5.       Jangan Lupa Bahagia

Liburan dengan suasan hati senang, nikmati semua keindahan di tempat wisata. Buanglah semua rasa lelahmu, stress, pusing dan segala hal yang telah membuat hari-harimu lelah. Bersantai sejenak, lupakan rutinitas kerjaan.

Setelah kembali, mulailah dengan semangat baru, bekerja sepenuh hati. Jangan lupa bahagia.