Tuesday 7 May 2019

Merujuk Pasien Tanpa Ambulance #Jadi Tenaga Kesehatan Puskesmas Limbong Harus Kuat Part 2

Merujuk Pasien Tanpa Ambulance
#Jadi Tenaga Kesehatan Puskesmas Limbong  Harus Kuat Part 2

Assalamu Alaikum Wr. Wb…
Hai sobat Nusantara…
Apakabar nih??? Semoga semuanya tetap sehat.
OK guys setelah kemarin saya berbagi cerita tentang Dorong Ambulance. Kali ini saya akan lanjut berbagi cerita tentang  Merujuk Pasien Tanpa Ambulance. Loh gimana cara merujuk pasien tanpa Ambulance, mungkin ini sedikit membingungkan. Tapi hal ini beberapa kali terjadi di PUSKESMAS LIMBONG kecematan Rongkong.
  Wilayah kerja Puskesmas Limbong aksesnya cukup sulit ditempuh karena merupakan pegunungan. Yang mana beberapa daerah memang hanya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua, tentu saja mobil ambulance tidak bisa masuk. Dan terkadang longsor terjadi saat musim penghujan hingga menutup akses jalan utama.
Sebenarnya ada 2 keadaan kenapa pasien sampai bisa dirujuk tanpa ambulance pertama karena mobil ambulance Cuma satu sehingga saat ambulance terlanjur turun merujuk, terpaksa pasien selanjutnya dirujuk pakai mobil masyarakat. Yang kedua karena keadaan yang mengharuskan, saat ada pasien yang berada di dusun yang aksesnya tidak bisa dilalui mobil sehingga pasien dirujuk dengan cara ditandu oleh masyarakat (Ambulance Gotong Royong atau bahasa Rongkongnya Mambulle To’ Masaki’).
Supaya lebih jelas sabaiknya kita bahas satu-satu guys. Hubungan aja harus diperjelas agar tidak ada hati yang tersakiti, mungkin dengan komitmen tanpa status yang tidak jelas. Apalagi tulisan ini agar, tidak ada yang tersinngung. HeHeHeHe…. (Iklan ini dipersembahkan oleh #FarmasisBaper)
Lanjut yah guys. Kita bahas yang pertama yaitu merujuk pasien  dengan memakai mobil masyarakat. Jadi selama masa penempatan kurang lebih 9 bulan, (ehm jika hamil mungkin sudah melahirkan kali yah). Sudah dua kali pasien dirujuk memakai mobil masyarakat.
Sebenarnya ini sudah tidak sesuai SOP dan bisa membahayakan pasien, Namun pasien keadaannya sangat darurat dan mobil ambulance sudah turun merujuk pasien duluan. Pada kasus pertama pasiennya adalah anak-anak yang mengalami pendarahan disebabkan karena ada lintah yang masuk di alat kelaminnya. Katanya sih anak itu main di sawah.
Alat di Puskesmas tidak memadai sedangkan darah terus keluar dari alat kelamin anak itu. Petugas puskesmas sudah berusaha untuk melakukan pertolongan pertama dan menghubungi sopir ambulance lewat roger agar segera kembali ke Puskesmas namun tidak tersambung karena ambulance sudah berada di kabupaten untuk merujuk pasien lainnya.
Jalan terakhirnya yang dipilih adalah mencari mobil yang bisa ditumpangi, Alhamdulillah saat itu ada mobil pick up milik PT. PLN yang sedang mengecek tiang listrik yang baru di pasang, Akhirnya kepala desa beserta warga berinisiatif untuk meminta tolong pada petugas PLN tersebut.
Petugas yang merujuk adalah bidan Marsela dan bidan Anna yang merupakan tenaga Nusantara Sehat Individu.
Alhamdulilah petugas PLN nya bersedia untuk memberikan tumpangan untuk merujuk ke rumah sakit di kabupaten. Setelah pertolongan pertama dilakukan, dan mobil Pick Up milik PLN telah disulap menjadi ambulance dadakan. Pasien akhirnya bisa selamat sampai di rumah sakit kabupaten.

Photo by Anna Khoiria Ummah
Pada kasus kedua pasiennya seorang kakek-kakek yang jatuh dari tangga hingga kepalanya terluka dan terjadi perdarahan. Perawat yang bertugas segera menuju kerumah pasien karena pasien sudah tidak memungkinkan untuk dibawah menggukan motor dan mobil ambulance sudah turun merujuk.
Perawat yang bertugas segera melakukan pertolongan, karena kondisi pasien yang parah akhirnya pasien tersebut dirujuk ke puskesmas menggunakan truk milik warga yang biasa di pakai untuk mengangkut sapi atau kerbau yang kebetulan ada di tempat kejadian.
Sebenarnya ini sudah jauh dari kata sesuai dengan SOP tapi keadaan pasien yang gawat darurat jika tidak segera di tangani. Pasienpun dibawah ke puskesmas memakai mobil truk tersebut dan segera ditangani di puskesmas, Berbagai pertolongan dilakukan, mulai dari memasang tabung oksigen, memasang infus sampai menambah perban. Namun lagi-lagi alat yang tidak memadai hingga luka pasien tidak bisa dijahit karena lukanya terlalu dalam dan masih terus terjadi pendarahan.
Luka pasien dibalut dengan kasa tapi darahnya masih terus merembes hingga kasa kembali harus ditambah untuk menghentikan pendarahan. Petugas berusaha untuk menghubungi ambulance lewat roger (Handy Talkey) yang sudah merujuk dari pagi. Setelah menunggu cukup lama hingga malam, dan ambulance tidak bisa segera kembali ke Puskesmas karena mogok.
Dan kembali lagi mobil truk itu akhirnya di rubah jadi mobil ambulance dadakan dengan penambahan alat-alat medis seperti oksigen untuk membantu perawat dalam melakukan tindakan.
Pasienpun segera di rujuk menggunakan truk tersebut. Dan ternyata mobil ambulance sudah diperbaiki dan menjemput pasien di Kanandede, desa terakhir di wilayah kecematan Rongkong. Alhamdulillah pasien selamat sampai di rumah sakit kabupaten walaupun kesadaran pasien sempat menurun.



Sebenarnya kejadian seperti ini bisa di cegah Seandainya mobil ambulance ada dua atau minimal ada mobil ambulance baru untuk mengganti mobil ambulance yang sekarang, yang semakin hari semakin tua. Yah walaupun mobil ambulance rutin melakuakan pemeriksaan kesehatan di bengkel, tapi fisiknya sudah tidak sekuat yang dulu. Dia butuh penerus untuk melanjutkan perjuangannya mengantar pasien.

Jumlah pasien di Puskesmas Limbong memang tidak sebanyak puskesmas di kota tapi banyak kejadian darurat yang tiba-tiba terjadi. Mungkin tenaga kesehatan di Puskesmas Limbong sudah mencukupi dengan adanya tambahan dari Nusantara Sehat Individu ataupun tenaga kontrak dari dinas dan puskesmas. Tapi sarana dan prasarananya masih sangat butuh perhatian dari pemerintah setempat, karena masyarakat kecematan Rongkong yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Limbong juga berhak mendapatkan pelayan kesehatan seperti masyarakat di kota walaupun wilayahnya masuk kategori sangat terpencil.
Tapi guys inilah seninya bekerja di tempat sangat terpencil, selalu ada tantangan seru dan pastinya akan menjadi pengalaman berharga yang susah untuk dilupakan.
Oh iya lanjut kita bahas keadaan yang kedua, merujuk pasien dengan cara di tandu oleh masyarakat. Sudah beberapa kali sih ini terjadi, dan ini bukan karena tidak ada ambulance yang stay, tapi memang keadaan yang mengaharuskan.
Wilayah kerja Puskesmas Limbong meliputi daerah pegunungan yang tidak semua akses menuju desa dan dusunnya bisa dilalui dengan mobil bahkan dengan menggunakan motor sekalipun. Salah satunya yaitu desa Minanga yang hanya bisa di lalui menggunakan motor sehingga jika ada pasien yang sakit parah, masyarakat setempat harus begotong royong untuk mengangkat pasien dengan cara di tandu.
Sebenarnya masih banyak dusun yang jalannya lebih parah dari desa minanga dan semuanya harus ditandu.
Karenanya banyaknya akses sulit seperti itu akhirnya Puskesmas Limbong membuat MOU dengan semua kepala desa untuk menetapkan SK bagi masyarakat yang bisa membantu jika sewaktu-waktu ada masyarakat yang gawat darurat. Dan program ini dinamakan Ambulance Gotong Royong tapi sekarang sudah di ganti dengan bahasa rongkong yaitu Ma’bulle To’ Masaki’. Inilah salah satu inovasi dari Puskesmas LImbong.
Untungnya masyarakat Rongkong jiwa gotong royongnya sangat tinggi, dan menjunjung tinggi rasa kekeluargaan. Mereka bersedia untuk mengangkat pasien yang gawat tersebut hingga berkilo-kilo, sehingga masyarakat yang sakit dan gawat darurat bisa ditangani oleh tenaga kesehatan.


Btw sampai disini dulu yah cerita pengalaman yang bisa saya bagikan, nantikan cerita seru lainnya. Semoga ada manfaat yang bisa didapatkan dalam tulisan ini, jika ada kekeliruan dalam tulisan ini, silahkan di kritik dan berikan saran tapi dengan bahasa yang sopan yah guys. Terimakasih kepada semua yang telah membaca tulisan ini. silahkan di share tapi jangan lupa cantumkan nama penulis. Salam Sehat Untuk Kita Semua.
 Ini videonya untuk lebih jelasnya keadaan pasien yang harus di rujuk tanpa Ambulance, jangan lupa di klik yah...




Catatan Penulis : Tulisan diatas tidak bermaksud untuk menyinggung ataupun menyudutkan pihak-pihak tertuntu. Ini semua hanya keresahan penulis yang dituangkan dalam blog ini.

Dan maaf juga jika ada yang bertanya di Fb/Ig tentang Nusantara Sehat tapi belum sempat direspon, maklum guys penempatan tidak ada sinyal sama sekali. Nah jika ada yang masih mau tanya silahkan DM aja di INTAGRAM @Canradewi atau komen di blog ini. Tapi pertanyaan jangan susah-susah yah kan saya bukan pakar. Tapi akan dijawab semampu dan sebisa mungkin. Semoga Tulisan Ini Bermanfaat…