LABORATORIUM FARMASETIK
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
PRAKTIKUM 9
"MEMBUAT MUCILAGINES”
DISUSUN OLEH :
NAMA : CANRADEWI
NIM :
PO.71.3.251.11.1.058
KELAS : REGULER. B2
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR JURUSAN FARMASI
2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Mucilage/mucilagines
Cairan ini berhasiat sebagai pelindung
yang melapisi selaput lendir lambung dan usus dari serangan kuman
dan toksin atau terjadinya luka. Pektin juga
berhasiat sebagai anti kolesterol, sebab bila berinteraksi
dengan vitamin C dapat menurunkan kolesterol darah. Pektin juga dapat
menyerap kelebihan air dalam usus dan memperlunak feces serta
mengikat dan menghilangkan racun dengan tambahan Pectin merupakan senyawa polisakarida
yang bisa larut dalam air dan membentuk cairan kental (jelly) yang disebut
mucilage/ mucilagines. Cairan ini dapat berfungsi sebagai pelindung yang
melapisi dinding lambung dan usus, sehingga akan terlindungi bila terdapat
luka, toksin kuman atau asam lambung yang berlebih. Karena termasuk serat larut
air, kelebihan pectin adalah tidak ikut terbuang bersama feces (kotoran) dan
akan tetap berada dalam system pencernaan.
Serat pectin ini memiliki beberapa
fungsi antara lain :
v Merangsang
gerak peristaltic usus sehingga pencernaan terhadap makanan menjadi lebih baik.
v Membentuk
volume makanan sehingga memberikan rasa kenyang.
v Melunakkan
dan memadatkan feses sehingga memudahkan defikasi (buang air besar) dan
mencegah konstipasi (sembelit).
v Mencegah
penyerapan lemak dan kolesterol, karena serat merangsang sekresi (pengeluaran)
getah empedu yang membuat lemak menjadi emulsi dan terbuang bersama feses
(kotoran).
v Memperlambat
penyerapan glukosa sehingga membantu mencegah kenaikan gukosa (gula darah) pada
penderita diabetes mellitus.
v Membentuk
lapiasan gel di dinding lambung sehingga efektif mengatasi penyakit maag.
v Mencegah
terjadinya kanker usus terutama kanker colon (usus besar).
v Pektin
juga dikenal sebagai antikolesterol, bila berinteraksi dengan vitamin C dapat
menurunkan kolesterol darah. Selain itu, pectin juga dapat menyerap kelebihan
air dalam usus dan memperlunak feses serta mengikat dan menghilangkan racun
dalam isi usus.
I.2. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui lebih jelas dan
mendalam tentang sediaan farmasi dalam bentuk
mucilagines, khususnya cara pembuatannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Dasar Teori
Apabila suatu bahan
yang mengandung lender tercampur dengan air, terdapat suatu cairan kental
berlendir disebabkan larutan dari bahan-bahan lender tersebut berkembang.
Muchilagines adalah larutan kental dari zat yang disari
dari tumbuh-tumbuhan dengan air dingin atau air panas. Muchilagines tidak boleh
untuk persediaan.
Dalam
farmakope belenda terdapat:
1. Muchilago
amyli, dibuat dengan mencampur dua bagian amilum tritichi dengan 98 bagian air,
diaduk terus menerus sambil didihkan sampai diperoleh massa homogeny dan air
yang hilang diganti sampai beratnya 100 bagian. (sebaiknya amium yang digunakan
terlebih dahulu dengan air 10 kali berat amilum). Apabila pada muchilago amyli
ditambahkan tannin atau bahaan yang
mengandung tannin maka air yang dugunakan untuk muchilago amily hanya ¾
saja dan sisa air digunakan untuk melarutkan tannin tersebut.
2. Muchilago
gumi arabici (40%), dibuat dengan melarutkan gumi acasia 40 bagain dalam air 60
bagian.
3. Muchilago
tragacanthae (2%), dibuat dengan mencampur 2 bagian serbuk tragachantha dengan
40 again air sampai menjadi adonan yang rata, lalu tambahkan 58 bagian air
sedikit demi sedikit hingga diperoleh campuran yang rata.
4. Glycerinum
cum tragacanthae, dibuat dengan mencampur 10 bagian sebuk tragacantha dengan 90
bagain glycenum dan didiamkan 10 bagian tersebut selama 24 jam.
Hal-hal
yang tidak dapat dicampurkan didalam muchilago :
1. Dengan
zat yang beraksi azam kuat muchilago akan membentu massa seperti selai, maka
harus diencerkan terlebih dahulu.
2. Dengan
etano atau larutan beralkohol akan mengendapkan gom, maka perlu diencerkan
terlebih dahulu.
3. Muchilago
tragachanta tidak dapat dicampur dengan zat-zat yang beraksi dengan alkalis
atau azam dan dengan etano.
II.2. Uraian Bahan
a.
Resep
IX.1
1.
Nama resmi : AMYLUM
MANIHOT
Nama
lain : Pati Singkong
Pemerian : serbuk halus, kadang-kadang bergumpalan kecil, putih tidak
berbau, tidak berasa.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol 95% p.
Penyimpanan : dalam
wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering.
Khasiat : zat tambahan.
2.
Nama resmi : BISMUTHI
SUBGALLAS
Nama
lain : bismuth subgalat
Dermatol
Pemerian : serbuk, kuning, tidak berbau.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air; dalam etanol mutlak p dan dalam
eter p; mudah larut dalam asam mineral panas yang disertai penguraian dan dalam
larutan alkali hidroksida membentuk larutan kuning jernih yang berubah dengan
cepat jadi merah gelap.
Penyimpanan : dalam
wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Khasiat : antiseptikum ekstern.
b.
Resep
IX.2
Nama
resmi : CHLORAMPHENIKOL GUTTAE
Tiap
100 ml mengandung:
Kloramphenikol 1 g
Propilenglikol
ad 10 ml
1.
Nama resmi : CHLORAMPHENICOLUM
Nama lain : klorafenikol
Pemerian : hablur halus, berbentuk jarum atau lempeng memanjang; putih
sampai putih kelabu atau putih kekuningan; tidak berbau; rasa sangat pahit,
dalam larutan asam lemah mantap.
Kelarutan
: larut dalam lebih kurang 400 bagian air.
Penyimpanan : dalam
wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
Khasiat : antibiotikum.
2.
Nama resmi : PROPYLENGLYCOLUM
Nama
lain : propilenglikol
Pemerian : cairan kental, jernih, tidak berwarna, berbau, rasa agak manis,
higroskopik.
Kelarutan : dapat campur dengan etanol 95% p, dan dengan kloroform p, larut
dalam 5 bagian eter p.
Penyimpanan : dalam
wadah tertutup baik.
Khasiat : zat tambahan, pelarut.
c.
Resep
IX.3
1.
Nama resmi : ACIDUM
SALICYLICUM
Nama
lain : asam salisilat
Pemerian
: hablur ringan, tak berwarna atau serbuk
warna putih, hamper tidak berbau, rasa agak manis dan tajam.
Kelarutan : larut dalam 550 bagian air, dan dalam 4 bagian etanol (95%) p,
mudah larut dalam kloroform p, dalam eter p, dalam larutan ammonium asetat p,
dalam dinatrium hydrogen fosfat p, kalium sitrat p, dan natrium sitrat p.
Penyimpanan : dalam
wadah tertutup baik.
Khasiat : keratolitikum.
2.
Nama resmi : LIQUIDS
CARBONAS DETERGEN
Nama
lain : hamper hitam, cairan berbentuk kental, bau
seperti mataler yang khas dan rasa tajam membakar.
3.
Dasar salep III
Ø Nama
resmi : METHYLIS PARABENUS
Nama
lain : Metil paraben
Pemerian : serbuk hablur halus, putih, tidak berbau, tidak mempunyai rasa,
kemudian agak membakar dikuti rasa tebal.
Kelarutan : larut
dalam 500 bagian air, 20 bagian air mendidih, 3,5 bagian etanol (95%)p, dan
dalam 3 bagian aseton p, mudah larut dalam eter p, dan dalam larutan alkali
hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol p panas dan dalam 40 bagian minyak
lemak nabati panas.
Penyimpanan : dalam
wadah tertutup baik.
Khasiat : zat tambahan, zat pengawet.
Ø Nama
resmi : PROPYLIS PARABENUM
Nama
lain : propel paraben
Nipasol
Pemerian : serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan : sangat
sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian bagian etanol (95%)p, dalam 3
bagian aseton p, dalam 140 bagian gliserol p, dan dalam 40 bagian minyak lemak,
mudah larut dalam larutan alkali hidroksida.
Penyimpanan : dalam
wadah tertutup baik.
Khasiat : zat pengawet.
Ø Nama
resmi : STEARYL ALCOHOLUM
Nama
lain : stearil alcohol
Pemerian : butiran atau potongan, licin, putih, bau khas lemah, rasa tawar.
Kelarutan : sukar
larut dalam air, larut dalam etanol (95%) dan dalam eter p.
Penyimpanan : dalam
wadah tertutup baik.
Khasiat : zat tambahan
Ø Nama
resmi : AQUA DESTILLATA
Nama
lain : air suling
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan : dalam
wadah tertutup baik.
Ø Nama
Resmi : VASELINUM ALBUM
Nama
lain : vaselin putih
Pemerian : massa lunak, lengket, putih, bening.
Kelarutan : praktis
tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) p.
Penyimpanan : dalam
wadah tertutup baik.
Khasiat : zat tambahan.
Ø Nama
resmi : NATRII TETRABORAS
Nama
lain : natrium tetra boras.
Pemerian : hablur transparan, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak
berbau, rasa asin dan basa.
Kelarutan : larut
dalam 20 bagian air, dalam 0,6 bagian air mendidih dan dalam 1 bagian gliserol
p.
Penyimpanan : dalam
wadah tertutup baik.
Khasiat : antiseptikum externum.
Ø Nama
resmi : PROPYLENGLICOLUM
Kelarutan : dapat
campur dengan air, larut dalam 6 bagian eter.
Khasiat : zat tambahan, pelarut.
d.
Resep
IX.4
1.
Nama resmi : MENTHOLUM
Nama
lain : mentol
Pemerian : hablur berbentuk jarum/prisma; tidak berwarna, bau tajam seperti minyak
permen, rasa panas dan aromatic diikuti rasa dingin.
Khasiat : korigen, anti iritan.
Penyimpanan : dalam
wadah tertutup baik, ditempat sejuk.
2.
Nama resmi : METHYLIS
SALICYLAS
Nama
lain : metil salisilat
Pemerian : tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas aromatik, rasa manis,
panas, dan aromatic.
Kelarutan : sukar larut dalam air, larut dalam etanol 95% dan dalam asam
asetat glacial p.
Khasiat : anti iritan, zat tambahan.
3.
Nama resmi : VASELIN
FLAVUM
Nama
lain : vaselin kuning
Pemerian : massa lunak, lengket, bening, kuning muda sampai kuning, zat ini
tetap setelah zat dileburkan sampai dingin tanpa aduk.
Kelarutan : memenuhi syarat yang tertera dalam vaselin album.
4.
Nama resmi : CHAMPHORA
Nama
lain : kamper
Pemerian : hablur putih atau massa hablur, tidak berwarna atau putih, bau
khas, tajam, rasa pedas dan aromatic.
Kelarutan : larut dalam 700 bagian air, dalam 1 bagian etanol (95%)p, dalam
0,25 bagian kloroform p, sangat mudah larut dalam eter p, mudah larut dalam
minyak lemak.
Penyimpanan : dalam
wadah tertutup rapat, ditempat sejuk.
Khasiat : anti iritan.
BAB III
METODE KERJA
III.1. Alat dan Bahan yang digunakan
III.1.1. Alat yang digunakan
a.
Cawan porselin
b.
Gelas kimia
c.
Lumping
d.
Stamper
e.
Botol obat
f.
Timbangan
g.
Penangas air
III.1.2. Bahan yang digunakan
a.
Amylum manihot
b.
Dermatol
c.
Kloramfenikol
d.
Propilenglikol
e.
Asam salisil
f.
LCD
g.
Nipagin
h.
Propel paraben
i.
steary alcohol
j.
air suling
k.
vaselin putih
l.
natrii lauri sulfas
m.
menthol
n.
champora
o.
metil salisilat
p.
essensial oil
III.2. Cara Kerja
a.
resep
IX. 1
R/ Amylum manihot 2
Dermatol 1,5
m.d.s. clysma 100 ml
s.2.dd.15 ml intra anus
Nama : eyang
Umur :
Alamat :
|
1. pengertian singkatan
R/ recipe ambillah
m
misce campur
d.s da signa beri
aturan pakai
s signa tandai
2 bis dua
dd
de die sehari
2. perhitungan bahan
amylum
manihot = 2 g
dermatol = 1,5 g
aquadest ad =
100 ml
3. cara kerja
Ø ditimbang
amylum manihot, dimasukkan dalam cawan porselin, ditambahkan aquadest 10x berat
amylum (20 ml), dicawan.
Ø Dipanaskan
air 90 ml dibeker gelas hingga mendidih, setelah mendidih dimasukkan campuran
amylum manihot, diaduk, hingga terbentuk massa seperti lem.
Ø Ditimbang
dermatol, dimasukkan dalam lumpang, digerus ad halus ditambahkan campuran
amylum sedikit demi sedikit, digerus ad homogeny.
Ø Dimasukkan
dalam botol, dicukupkan volume ad 100 ml dengan aquadest.
Ø Diberi
etiket.
b.
Resep
IX. 2
R/
Chloramphenicol guttae
Auric s.f. da 15 ml
s.t dd gtt II
Nama : Ade
Umur :
Alamat :
|
1.
1.
Pengertian
singkatan
R/ recipe ambillah
s signa tandai
t.dd ter de die 3
x sehari
gtt guttae tetes
2.
Perhitungan
bahan
Kloramphenikol =
x
1 g = 1,5 g
Propilenglikol =
x
10 = 15 ml
3.
Cara
kerja
Ø Ditimbang
kloramphenikol, dimasukkan ke botol, larutkan dengan propilenglikol secukupnya,
kocok hingga larut.
Ø Dicukupkan
volumenya ad 15 ml
Ø Diberi
etiket.
c.
R/ Asam salisil 2 %
L.C.D 1 %
Dasar
salep III ad 20 g
Nama : Persediaan
Umur :
Alamat :
|
Resep IX. 3
1.
Pengertian
singkatan
R/ recipe ambillah
ad ad hingga
m misce campur
f fac buat
s signa tandai
u.e usum externum pemakaian luar
2.
Perhitungan
bahan
1. Asam
salisil =
x
20 = 0,4 g
2. LCD =
x
20 = 0,2 g
3. Dasar
Salep III ad 20 = 20 – (0,4
+ 0,2)
=
19,4
- Metil
parabe =
x
0,25 g = 0,00485 g
- Propel
paraben =
x
0,15 g = 0,00291 g
- Natrium
laurisulfat =
x
10 = 0,194 g
- Propilenglikol =
x
120 = 2,328 g
- Steary
alcohol =
x
250 = 4,85 g
- Vaselin
album =
x
250 = 4,85 g
- Air
ad =
x
1000 = 19,4
= 19,4 – 12,2
= 7,2 g
3.
Cara
kerja dasar salep III
v Dipanaskan
lumpang
v Dibuat
pengenceran nipagin dan nipasol.
v Ditimbang
stearil alcohol, ditambah vaselin album, ditambah hp nipasol, ditambah
propilenglikol, dilebur diatas penangas air.
v Dimasukkan
natrii laurii sulfas ke dalam lumpang, ditambah hp nipagin, digerus ad homogen.
v Ditimbang
campuran steary alcohol, digerus ad terbentuk salep.
v Dikeluarkan.
4.
Cara
kerja resep
v Ditimbang
asam salisil, dimasukkan ke dalam lumpang, ditambahkan 2 tets tween atau adeps
lanae.
v Ditambahkan
dasar salep III, digerus ad homogeny, dikeluarkan.
v Dimasukkan
dalam pot, diberi etiket biru.
d.
R/
Loco Balsem
kaki tiga 10 g
s.u.e
Nama : Asma
Umur :
Alamat :
|
Resep IX. 4
1.
Pengertian
singkatan
R/ recipe ambillah
s signa tandai
u.e usum externum pemakain luar
2.
Perhitungan
bahan
a. Menthol =
x
10 = 1,6 gr
b. Champora
=
x
10 = 1 g
c. Metil
salisilat =
x
10 = 1,25 g
d. Essensial
oil =
x
10 = 1,2 g
e. Base
ad = 10 g = 10 – (1,6 + 1
+ 1, 25 + 1,2)
= 10 – 5,05
= 4, 95
3.
Cara
kerja
v Ditimbang
menthol 1,6 g, dimasukkan dalam wadah balsem.
v Ditimbang
champhora 1 g, dimasukkan dalam wadah balsem.
v Ditimbang
metil salislat 1,25 g, dimasukkan dalam wadah balsem.
v Ditimbang
essensial oil, dimasukkan dalam wadah balsem.
v Ditimbang
vaselin kuning, dimasukkan dalam wadah balsem.
v Ditutup
wadah balsem yang terisi bahan, kemudian dileburkan diatas penangas air sampai
larut.
v Dinginkan
dan diberi etiket biru.
BAB IV
PEMBAHASAN
Suspensi adalah sediaan yang
mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi
dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus, tidak boleh cepat
mengendap, dan bila dikocok perlahan– lahan, endapan harus terdispersi kembali.
Dapat di tambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi tetapi
kekentalan suspensi harus menjamin sediaan mudah di kocok dan di tuang . (M.
Anief, 149)
Dalam pembuatan suspensi harus diperhatikan beberapa faktor anatara lain
sifat partikel terdispersi ( derajat pembasahan partikel ), Zat pembasah,
Medium pendispersi serta komponen – komponen formulasi seperti pewarna,
pengaroma, pemberi rasa dan pengawet yang digunakan.
Pada praktikum ini dilakukan
percobaan pembuatan suspensi. Sediaan diformulasikan dalam bentuk suspensi
dikarenakan zat aktif (asam mefenamat) mempunyai kelarutan yang kecil atau
tidak larut dalam air, tetapi diperlukan dalam bentuk sediaan cair karena mudah
diberikan kepada pasien yang mengalami kesulitan untuk menelan, diberikan pada
anak-anak, untuk menutupi rasa pahit atau aroma yang tidak enak pada bahan
obat.
Suspensi yang diamati yaitu
menggunakan Suspending agent PGA, Veegum dan CMC. Dengan tiap suspending agent
dilakukan formulasi yang berbeda-beda fungsi utamanya untuk mengetahui
formulasi mana yang memberikan kestabilan sediaan yang tujuan akhirnya
menberikan usulan formulasi yang pantas untuk dibuat sediaan.
Sediaan suspensi yang menggunakan
PGA sebagai pensuspensi memiliki hasil yang lebih stabil dari veegum sebagai
pensuspensi, karena tidak terbentuknya endapan dari suspensi. PGA dapat larut
atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago
atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago atau lendir maka viskositas dari
cairan akan meningkat dan akan menambah kestabilan dari sediaan.
Dengan meningkatnya viskositas
dari sediaan maka gerakan partikel ke bawah akan semakin lambat / akan
memperlambat proses pengendapan pada sediaan (Moh Anief, 2000).
Pada data juga menunjukan bahwa
pada PGA terjadi pemisahan hanya pada konsentrasi 2,5 % pada hari ke 2 dan hari
ketiga. Sedangkan pada PGA dengan konsentrasi 5% dan 10% tidak terjadi
pemisahan hal ini juga terjadi pada penambahan gliserin tidak terjadi pemisahan
sehingga dapat diambil kesimpulan sementara PGA konsentrasi 5% hingga 10%
stabil pada zat aktif asam mefenamat. Kekurangan pada PGA hanya viskositas yang
tidak terlalu tinggi bila dibandingkan dengan CMCNa karena PGA tanpa pengental
sehingga viskositasnya kurang..
Pada suspensi yang menggunakan
CMCNa tidak terjadi pemisahan karena CMCNa selain sebagai sispending agent juga
sebagai pengental karena memiliki sifat yang mengentalkan sehingga viskositas
sediaan tinggi dan sediaan akan lebih stabil. Kekurangannnya hanya pada proses
pembentukan corpus emulsi yang penggerusan yang kuat dan lama.
BAB VI
PENUTUP
VI.1. Kesimpulan
Mucilagines adalah larutan kental
dari zat yang disari dari tumbuh-tumbuhan dengan air dingin atau air panas. Dan
Mucilagenis tidak boleh untuk persediaan. Dengan zat yang bereaksi asam kuat
Mucilago akan membentuk masa seperti selai. Maka harus diencerkan dulu.
VI.2. Saran
Sebelum melakukan praktikum sebaiknya praktikan
dapat menguasai materi dan prosedur kerja, serta mengetahui tujuan dari
praktikum yang akan dilakukan sehingga praktikum ini dapat berjalan dengan
lancar dan meminimalis kesalahan yang mungkin terjadi dalam peroses pelaksanaan
praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
v www.google.com
v http://suyatnotijan99.wordpress.com/2012/01/25/larutan/
v
Buku Formularium Nasional
v
Dirjen POM.
1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga.
Jakarta. Depkes RI.
v Tim
Farmasetika I, 2012. Penuntun Praktikum Farmasetika 1, Makassar : Jurusan
Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar