Sunday 14 April 2019

Ternyata Rencana Allah Lebih Indah

Ternyata Rencana Allah Lebih Indah

Saya pernah menulis sebuah target pencapaian, tepatnya pada akhir tahun 2014 menuju tahun 2015. Saat itu saya terinspirasi dari sebuah video motivasi yang mana dalam video itu ada seorang pemuda yang menulis seratus target yang ingin di capai dalam hidupnya.
Perlahan tapi pasti, satu persatu target tersebut tercapai. Yang awalnya target itu ditertawakan semua orang karena kemustahilannya, namun semuanya bungkam karena akhirnya target itu dapat tercapai. Yups... Sesuatu yang di anggap orang lain mustahil itu bisa tercapai.
Akhirnya saya mengikuti yang dilakukan oleh di video motivasi tersebut. Yah walaupun target yang saya tulis tidak sampai 100. Saat itu, saya hanya bisa menulis 10 target. Dan saya merasa bahwa target itu hanya tulisan belaka tanpa menyakinkan diri bisa mencapainya.
Target pertama yang saya tulis ada lulus S1, dan inilah target yang saya yakini bisa tercapai. Bahkan sangat yakin bisa mencapainya karena saat itu saya memang sedang menempuh pendidikan S1 dan sedang membuat proposal skripsi.
Target berikut yaitu jalan-jalan keluar negeri. Saya juga tidak tahu kenapa saya menulis jalan-jalan keluar negeri, target yang saya anggap sangat mustahil untuk bisa saya capai. Gimana bisa jalan-jalan keluar negeri, keluar kota naik pesawat aja tidak pernah. Ini mau jalan-jalan keluar negeri uang dari woy....
Walaupun saya sangat pesimis dengan target tersebut tetapi saya tetap menulisnya, yah untuk memenuhi target agar sampai 10.
Dan waktu terus berjalan, hingga tahun berganti. Dan takdir menuntun saya ke target yang saya anggap mustahil itu. Yups...  Sesuatu yang saya anggap mustahil tersebut ternyata benar-benar tercapai. Namun target yang saya sangat yakini bisa tercapai ternyata tidak tercapai.
Lah kok bisa??? Itulah kuasa Allah, mungkin rencana kita sudah sangat bagus dan begitu yakin akan terjadi. Tapi saat itu saya lupa bahwa Allah penentu dari segala rencana yang kita buat.
Disaat saya sedang sibuk untuk mengurus ujian hasil, tiba-tiba saya dan teman saya tergerak untuk ikut program Nusantara Sehat. Program dari kementerian kesehatan yang penempatannya di Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
Jujur sih, penuh kegalauan saat tahu kalau saya lolos seleksi. Antara mau mengambil kesempatan tersebut atau tetap lanjut kuliah. Padahal saat itu tinggal ujian hasil dan saya akan memperoleh gelar sarjana Farmasi.
Banyak yang menyayangkan saya memilih ikut Nusantara Sehat. Bahkan pembimbing akademik saya sempat mengatakan bahwa saya akan menyesal dengan pilihan saya tersebut. Bahkan teman-teman saya juga mengatakan buat apa ikut itu, memang kamu tidak takut di tempatkan di tempat yang tidak ada sinyal, tidak ada listrik. Nanti kamu jadi orang primitif loh. Dan masih banyak lagi kegalauan yang saya alami.
Setiap pilihan pasti ada resikonya, dan saya siap untuk segala resiko yang akan saya hadapi. Singkat cerita saya di tempatkan di Kepulauan Riau tepatnya di pulau Karimun yang merupakan perbatasan antara Singapura dan Malaysia.
Alhamdulillah akhirnya saya bisa menginjakkan kaki di Singapura dan Malaysia, target yang mustahil itu bisa tercapai dengan rencana indah dari Allah. Yah walaupun target yang saya yakini pasti tercapai yaitu lulus S1 harus tertunda dan baru bisa terwujud setelah 2 tahun masa pengabdian di Nusantara Sehat.



Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa sekeren apapun rencananya, sebanyak apapun target yang kamu buat, semustahil apapun rencana tersebut. Allah  tetap yang maha penentu. Jalani prosesnya dan biarlah Allah yang menentukan hasilnya. Yakinlah bahwa ternyata rencana Allah SWT lebih indah. Yang perlu kamu lakukan adalah berusaha dan berdoa.