Saya Kapok
Ikut Nusantara Sehat
Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatu...
Hai sobat
Nusantara, setelah sekian purnama akhirnya saya menulis lagi diblog. Maklum
gaes, baru selesai masa tugas. Dan penempatan saya, tidak ada jaringan internet
dan telepon. Sudah ada listrik namun keseringan mati lampu, karena tiang
listriknya selalu tumbang. Apalagi saat musim hujan , yang selalu disertai
dengan longsor. Maklum penempatan saya ini daerah pegunungan.
Dimanakah
penempatan saya? Tanya Dora, ayo sobat Nusantara ada yang tahu nggak?
Silahkan
dijawab dikolom komentar yah, nanti ada giveway dari Om Baim dan kak Raffi,
silahkan cek video mereka di Youtube. Wkwkwkwk, kok jadi promosin Youtube Artis
sih…
Ok balik lagi kepembahasan. Kok saya kapok ikut Nusantara Sehat sih?
Btw… ini
sudah kedua kalinya saya ikut Nusantara Sehat. Kalau kalian mengikuti blog saya,
pasti kalian tahu. Kalau belum tahu silahkan baca tulisan saya yang lain
tentang pengalaman saya sebelumnya.
Baiklah saya
ceritakan secara sekilas, karena saya tahu kalian pasti malas buka tulisan saya
yang lain kan, ehm…
Sebelumnya
saya ikut Nusantara Sehat pada tahun 2015, yaitu Nusantara Sehat Batch II.
Program ini masih awal banget di bentuk oleh Kementerian Kesehatan dan belum
seterkenal sekarang, dan orang belum tahu apa itu Nusantara Sehat (NS).
Nusantara
Sehat awalnya dibentuk secara TIM, belum ada yang namanya Nusantara Sehat
Individu. Dan penempatan saya di Puskesmas Tebing, Kec. Tebing, Kab. Karimun,
Prov. Kepulauan Riau. Jauhhhhh banget dari kampung halaman, Cuma bisa balik
kampung dua kali selama masa tugas.
Alhamdulillah
penempatannya tuh sudah maju banget, ada jaringan telepon dan internet sudah
4G, listrik 24 jam, ada supermarket, dekat Batam, Singapura dan Malaysia. Dan
bonusnya saya bisa jalan-jalan keluar negeri karena tugas disini.
Saya juga
bersyukur banget dapat teman setim yang baik dan saling mensupport, sudah
banyak tulisan saya tentang pengalaman masa tugas saya di Tebing, silahkan
dibaca yah.
Masa tugas
saya 2015-2017, sedih banget waktu purna tugas, berpisah sama teman-teman yang
sudah dianggap seperti teman sendiri, keluarga dirantauan. Sekarang kami masih
selalu komunikasi sih. Cerita segala hal dan saling menyakan kabar.
Karena
perpisahan sesungguhnya bukan karena jarak yang jauh, tapi saat kita memutuskan
komunikasi dan berhenti untuk saling mengabari.
Inilah bonus
terbesar ikut Nusanntara Sehat, dapat kenalan baru, keluarga baru di rantauan
yang mungkin tidak akan saya dapatkan seandainya saya tidak pernah ikut di
Nusantara Sehat.
Nah
dipenempatan kedua saya, ternyata berbanding terbalik dari penempatan di
Puskesmas Tebing. Saya sudah jelaskan di awal tuliusan, dimana aksesnya sangat
sulit, udara yang sangat dingin, jalanan yang sering longsor, becek, penuh
lumpur, listrik sering mati, tidak ada jaringan telepon dan internet, eee
sekaramg sudah ada jaringan internet sih menggunakan WIFI tapi tergantung cuaca
juga bagusnya. Tidak bisa dinikmati setiap saat.
Dimanakah Penempatan kedua saya?
Mungkin
sudah ada yang tahu dan lebih banyak lagi yang tidak tahu. Daripada dijadiin
kuis giveway tanpa peserta, mending saya ceritakan aja kali yah.
Ok… setelah
purna tugas di NS batch 2 saya akhirnya ikut lagi program Nusantara Sehat
Individu (NSI) atau sering juga disebut Penugasan Khusus.
Nah bedanya NS team dan NSI yaitu kalau NS
team penempatannya ditentukan sama kemenkes dan kita sudah dibentuk team
sebelum penempatan, biasanya perteam itu ada 4-9 orang dalam setim dengan
profesi berbeda-beda. Kalau NSI kita bisa memilih tempat tugas yang kita
inginkan, tapi nggak bisa memilih mau dengan siapa teman sepenempatan. Kadang
kita Cuma sendiri di tempat tugas, bahkan juga bisa sampai 12 atau lebih dan
profesi bisa sama. Yah tergantung kebutuhan Puskesmas Penempatan yang kita
pilih.
Di
penempatan saya yaitu Puskesmas Limbong, Kec. Rongkong, Kab. Luwu Utara, Prov.
Sulawesi Selatan. Btw kenapa saya pilih Puskesmas Limbong, yah karena dekat
dengan kampong saya sih, jadi bisa bolak-balik kalau mau ketemu keluarga. Dan
total NSI di penempatan saya 13, lulus CPNS 2 orang jadi tinggal 11 orang.
Penempatan awal 8 orang, kedua 1 orang, dan terakhir 4 orang. Banyak kan. Iya
banyak banget.
Tapi yang
namanya NSI tentu pertemanan dan kekeluargaannya tidak seperti team. Loh kok
bisa??? Yah bisalah. Hampir semua teman saya yang alumni Ns team mengeluh saat
ikut NSI karena perbedaan pertemanannya. Yah bisa dibilang NSI itu memang lebih
individu. Tapi tergantung dari pribadi masing-masing sih.
Alhamdulillah
teman penempatan saya tidak jauh beda dengan teman waktu team. Masih bisa
diajak kerjasama, tidak apatis dengan sesama, dan tentunya tetap saling
membantu dan mensuport saat di penempatan, yah tentunya banyak drama juga.
Marahan, diam-diaman dan berbagai konflik lainnya. Tidak semuanya begitu, namun
saya fokusnya keteman yang mau diajak saling berbagi. (oh iya nanti saya akan
bahas kisah selama di penempatan saat ikut NSI).
Teman
sepenempatan adalah keluarga kita dirantauan, jadi usahakan jangan ada masalah,
kalaupun ada yah diselesaikan jangan dihindari. Karena merekalah yang akan
membantu kita saat susah. Kuncinya yah jangan egois, cuma mau dimengerti tidak
mau mengerti yang lain.
Tapi… kok bisa Kapok Ikut Nusantara Sehat?
Apa karena akses di Puskesmas
Limbong yang sulit? Atau ada teman penempatan yang bikin kesal? Atau selama
penempatan menderita lahir batin?
BUKAN…
saya sangat
menikmati saat bertugas di Puskesmas Limbong, masyarakatnya baik dan ramah,
kami sering dikasi beras dan Alvokat, teman-teman puskesmas juga baik-baik,
selalu membantu saya saat kesulitan. Ehm dan teman sesama NSI juga baik dan
mereka sudah seperti keluarga saya, banyak suka duka yang telah dilalui.
TERUS KENAPA
DONG???
Saya
kapok karena kembali harus berpisah dengan teman-teman sepenempatan yang sudah
seperti keluarga sendiri, harus pamit sama teman puskesmas saat sudah nyaman
bekerja, harus pamit pada masyarakat yang sudah mengenal kami dan selalu
menyapa kami. Harus meninggalkan penempatan saat sudah beradaptasi dan nyaman
disana.
Saya
sudah mempersiapkan diri diawal penempatan untuk mengingat hanya 2 tahun masa
pengabdian, belajar diawal penempatan untuk lebih kuat saat harus berpisah.
Tapi ternyata saat perpisahan itu datang, air mata saya tetap tidak bisa
terbendung. Kembali menangis saat pamitan. Memeluk erat orang-orang yang sudah
begitu baik menerima dan membantu saya saat dipenempatan.
Perpisahan itu selalu menyakitkan. Mungki karena jarak tidak bisa lagi dipangkas. Rindu temu hanya bisa lewat social media. Tapi saya bersyukur masih bisa melepas teman-teman saya dengan pelukan hangat walaupun diiringi dengan air mata.
Terimakasih untuk dua tahunnya yang begitu indah, dimanapun kalian berada, semoga sukses dengan jalan kehidupan yang kalian pilih.
Janglupa nonton videonya gaes...