Monday 22 September 2014

MEMBUAT MUCILAGINES



LABORATORIUM FARMASETIK
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

PRAKTIKUM 9
"MEMBUAT MUCILAGINES”
DISUSUN OLEH :

NAMA   : CANRADEWI
NIM       : PO.71.3.251.11.1.058
KELAS    : REGULER. B2
                                                                           
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR JURUSAN FARMASI
2011/2012

 
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.       Latar Belakang
Mucilage/mucilagines
Cairan ini berhasiat sebagai pelindung yang  melapisi selaput lendir  lambung dan usus dari serangan kuman dan toksin atau terjadinya  luka. Pektin juga berhasiat sebagai anti kolesterol, sebab bila berinteraksi dengan vitamin C dapat menurunkan kolesterol darah. Pektin juga  dapat menyerap kelebihan air dalam usus dan memperlunak feces serta mengikat dan menghilangkan racun dengan tambahan Pectin merupakan senyawa polisakarida yang bisa larut dalam air dan membentuk cairan kental (jelly) yang disebut mucilage/ mucilagines. Cairan ini dapat berfungsi sebagai pelindung yang melapisi dinding lambung dan usus, sehingga akan terlindungi bila terdapat luka, toksin kuman atau asam lambung yang berlebih. Karena termasuk serat larut air, kelebihan pectin adalah tidak ikut terbuang bersama feces (kotoran) dan akan tetap berada dalam system pencernaan.
Serat pectin ini memiliki beberapa fungsi antara lain :
v  Merangsang gerak peristaltic usus sehingga pencernaan terhadap makanan menjadi lebih baik.
v  Membentuk volume makanan sehingga memberikan rasa kenyang.
v  Melunakkan dan memadatkan feses sehingga memudahkan defikasi (buang air besar) dan mencegah konstipasi (sembelit).
v  Mencegah penyerapan lemak dan kolesterol, karena serat merangsang sekresi (pengeluaran) getah empedu yang membuat lemak menjadi emulsi dan terbuang bersama feses (kotoran).
v  Memperlambat penyerapan glukosa sehingga membantu mencegah kenaikan gukosa (gula darah) pada penderita diabetes mellitus.
v  Membentuk lapiasan gel di dinding lambung sehingga efektif mengatasi penyakit maag.
v  Mencegah terjadinya kanker usus terutama kanker colon (usus besar).
v  Pektin juga dikenal sebagai antikolesterol, bila berinteraksi dengan vitamin C dapat menurunkan kolesterol darah. Selain itu, pectin juga dapat menyerap kelebihan air dalam usus dan memperlunak feses serta mengikat dan menghilangkan racun dalam isi usus.
I.2.       Tujuan Percobaan
Untuk  mengetahui  lebih  jelas  dan  mendalam  tentang  sediaan  farmasi  dalam  bentuk mucilagines, khususnya  cara  pembuatannya.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.     Dasar Teori
                        Apabila suatu bahan yang mengandung lender tercampur dengan air, terdapat suatu cairan kental berlendir disebabkan larutan dari bahan-bahan lender tersebut berkembang.
                        Muchilagines  adalah larutan kental dari zat yang disari dari tumbuh-tumbuhan dengan air dingin atau air panas. Muchilagines tidak boleh untuk persediaan.
Dalam farmakope belenda terdapat:
1.      Muchilago amyli, dibuat dengan mencampur dua bagian amilum tritichi dengan 98 bagian air, diaduk terus menerus sambil didihkan sampai diperoleh massa homogeny dan air yang hilang diganti sampai beratnya 100 bagian. (sebaiknya amium yang digunakan terlebih dahulu dengan air 10 kali berat amilum). Apabila pada muchilago amyli ditambahkan tannin atau bahaan yang  mengandung tannin maka air yang dugunakan untuk muchilago amily hanya ¾ saja dan sisa air digunakan untuk melarutkan tannin tersebut.
2.      Muchilago gumi arabici (40%), dibuat dengan melarutkan gumi acasia 40 bagain dalam air 60 bagian.
3.      Muchilago tragacanthae (2%), dibuat dengan mencampur 2 bagian serbuk tragachantha dengan 40 again air sampai menjadi adonan yang rata, lalu tambahkan 58 bagian air sedikit demi sedikit hingga diperoleh campuran yang rata.
4.      Glycerinum cum tragacanthae, dibuat dengan mencampur 10 bagian sebuk tragacantha dengan 90 bagain glycenum dan didiamkan 10 bagian tersebut selama 24 jam.
Hal-hal yang tidak dapat dicampurkan didalam muchilago :
1.      Dengan zat yang beraksi azam kuat muchilago akan membentu massa seperti selai, maka harus diencerkan terlebih dahulu.
2.      Dengan etano atau larutan beralkohol akan mengendapkan gom, maka perlu diencerkan terlebih dahulu.
3.      Muchilago tragachanta tidak dapat dicampur dengan zat-zat yang beraksi dengan alkalis atau azam dan dengan etano.
II.2.     Uraian Bahan
a.      Resep IX.1
1.      Nama resmi                :    AMYLUM MANIHOT
Nama lain                   :    Pati Singkong
                                     Pemerian                     :    serbuk halus, kadang-kadang bergumpalan kecil, putih tidak berbau, tidak berasa.
                                     Kelarutan                    :    praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol 95% p.
                                     Penyimpanan              :    dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering.
                                     Khasiat                       :    zat tambahan.
2.      Nama resmi                :    BISMUTHI SUBGALLAS
Nama lain                   :    bismuth subgalat
                                        Dermatol
Pemerian                    :    serbuk, kuning, tidak berbau.
Kelarutan                   :    praktis tidak larut dalam air; dalam etanol mutlak p dan dalam eter p; mudah larut dalam asam mineral panas yang disertai penguraian dan dalam larutan alkali hidroksida membentuk larutan kuning jernih yang berubah dengan cepat jadi merah gelap.
Penyimpanan              :    dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Khasiat                       :    antiseptikum ekstern.


b.      Resep IX.2
Nama resmi                     :    CHLORAMPHENIKOL GUTTAE
Tiap 100 ml mengandung:
Kloramphenikol              1 g
Propilenglikol ad             10 ml
1.    Nama resmi                :    CHLORAMPHENICOLUM
     Nama lain                   :    klorafenikol
Pemerian                     :    hablur halus, berbentuk jarum atau lempeng memanjang; putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan; tidak berbau; rasa sangat pahit, dalam larutan asam lemah mantap.
Kelarutan                    :    larut dalam lebih kurang 400 bagian air.
Penyimpanan              :    dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
Khasiat                       :    antibiotikum.


2.    Nama resmi                :    PROPYLENGLYCOLUM
Nama lain                   :    propilenglikol
Pemerian                     :    cairan kental, jernih, tidak berwarna, berbau, rasa agak manis, higroskopik.
Kelarutan                    :    dapat campur dengan etanol 95% p, dan dengan kloroform p, larut dalam 5 bagian eter p.
Penyimpanan              :    dalam wadah tertutup baik.
Khasiat                       :    zat tambahan, pelarut.
c.       Resep IX.3
1.    Nama resmi                :    ACIDUM SALICYLICUM
Nama lain                   :    asam salisilat
Pemerian                     :    hablur ringan, tak berwarna atau serbuk warna putih, hamper tidak berbau, rasa agak manis dan tajam.
Kelarutan                    :    larut dalam 550 bagian air, dan dalam 4 bagian etanol (95%) p, mudah larut dalam kloroform p, dalam eter p, dalam larutan ammonium asetat p, dalam dinatrium hydrogen fosfat p, kalium sitrat p, dan natrium sitrat p.
Penyimpanan              :    dalam wadah tertutup baik.
Khasiat                       :    keratolitikum.
2.    Nama resmi                :    LIQUIDS CARBONAS DETERGEN
Nama lain                   :    hamper hitam, cairan berbentuk kental, bau seperti mataler yang khas dan rasa tajam membakar.
3.    Dasar salep III
Ø Nama resmi            :    METHYLIS PARABENUS
Nama lain               :    Metil paraben
Pemerian                :    serbuk hablur halus, putih, tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar dikuti rasa tebal.
Kelarutan               :    larut dalam 500 bagian air, 20 bagian air mendidih, 3,5 bagian etanol (95%)p, dan dalam 3 bagian aseton p, mudah larut dalam eter p, dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol p panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas.
Penyimpanan         :    dalam wadah tertutup baik.
Khasiat                   :    zat tambahan, zat pengawet.
Ø Nama resmi            :    PROPYLIS PARABENUM
Nama lain               :    propel paraben
                                    Nipasol
Pemerian                :    serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan               :    sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian bagian etanol (95%)p, dalam 3 bagian aseton p, dalam 140 bagian gliserol p, dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida.
Penyimpanan         :    dalam wadah tertutup baik.
Khasiat                   :    zat pengawet.
Ø Nama resmi            :    STEARYL ALCOHOLUM
Nama lain               :    stearil alcohol
Pemerian                :    butiran atau potongan, licin, putih, bau khas lemah, rasa tawar.
Kelarutan               :    sukar larut dalam air, larut dalam etanol (95%) dan dalam eter p.
Penyimpanan         :    dalam wadah tertutup baik.
Khasiat                   :    zat tambahan


Ø Nama resmi            :    AQUA DESTILLATA
Nama lain               :    air suling
Pemerian                :    cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan         :    dalam wadah tertutup baik.
Ø Nama Resmi          :    VASELINUM ALBUM
Nama lain               :    vaselin putih
Pemerian                :    massa lunak, lengket, putih, bening.
Kelarutan               :    praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) p.
Penyimpanan         :    dalam wadah tertutup baik.
Khasiat                   :    zat tambahan.
Ø Nama resmi            :    NATRII TETRABORAS
Nama lain               :    natrium tetra boras.
Pemerian                :    hablur transparan, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa asin dan basa.
Kelarutan               :    larut dalam 20 bagian air, dalam 0,6 bagian air mendidih dan dalam 1 bagian gliserol p.
Penyimpanan         :    dalam wadah tertutup baik.
Khasiat                   :    antiseptikum externum.


Ø Nama resmi            :    PROPYLENGLICOLUM
Kelarutan               :    dapat campur dengan air, larut dalam 6 bagian eter.
Khasiat                   :    zat tambahan, pelarut.
d.      Resep IX.4
1.      Nama resmi                :    MENTHOLUM
Nama lain                   :    mentol
Pemerian                    :    hablur berbentuk jarum/prisma; tidak berwarna, bau tajam seperti minyak permen, rasa panas dan aromatic diikuti rasa dingin.
Khasiat                       :    korigen, anti iritan.
Penyimpanan              :    dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk.
2.      Nama resmi                :    METHYLIS SALICYLAS
Nama lain                   :    metil salisilat
Pemerian                    :    tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas aromatik, rasa manis, panas, dan aromatic.
Kelarutan                   :    sukar larut dalam air, larut dalam etanol 95% dan dalam asam asetat glacial p.
Khasiat                       :    anti iritan, zat tambahan.
3.      Nama resmi                :    VASELIN FLAVUM
Nama lain                   :    vaselin kuning
Pemerian                    :    massa lunak, lengket, bening, kuning muda sampai kuning, zat ini tetap setelah zat dileburkan sampai dingin tanpa aduk.

Kelarutan                   :    memenuhi syarat yang tertera dalam vaselin album.
4.      Nama resmi                :    CHAMPHORA
Nama lain                   :    kamper
Pemerian                    :    hablur putih atau massa hablur, tidak berwarna atau putih, bau khas, tajam, rasa pedas dan aromatic.
Kelarutan                   :    larut dalam 700 bagian air, dalam 1 bagian etanol (95%)p, dalam 0,25 bagian kloroform p, sangat mudah larut dalam eter p, mudah larut dalam minyak lemak.
Penyimpanan              :    dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk.
Khasiat                       :    anti iritan.



BAB III
METODE KERJA
III.1.    Alat dan Bahan yang digunakan
III.1.1.   Alat yang digunakan
a.    Cawan porselin
b.    Gelas kimia
c.    Lumping
d.   Stamper
e.    Botol obat
f.     Timbangan
g.    Penangas air
III.1.2.   Bahan yang digunakan
a.       Amylum manihot
b.      Dermatol
c.       Kloramfenikol
d.      Propilenglikol
e.       Asam salisil
f.       LCD
g.      Nipagin
h.      Propel paraben
i.        steary alcohol
j.        air suling
k.      vaselin putih
l.        natrii lauri sulfas
m.    menthol
n.      champora
o.      metil salisilat
p.      essensial oil
III.2.    Cara Kerja
a.      resep IX. 1

R/    Amylum manihot   2
        Dermatol               1,5
       
         m.d.s. clysma 100 ml
        s.2.dd.15 ml intra anus

Nama : eyang
Umur  :
Alamat :
 


                                                                         







1.      pengertian singkatan
R/       recipe                ambillah
m        misce                 campur
d.s      da signa             beri aturan pakai
s         signa                  tandai
2         bis                     dua
dd      de die                sehari
2.      perhitungan bahan
amylum manihot                      = 2 g
dermatol                                  = 1,5 g
aquadest          ad                    = 100 ml
3.      cara kerja
Ø  ditimbang amylum manihot, dimasukkan dalam cawan porselin, ditambahkan aquadest 10x berat amylum (20 ml), dicawan.
Ø  Dipanaskan air 90 ml dibeker gelas hingga mendidih, setelah mendidih dimasukkan campuran amylum manihot, diaduk, hingga terbentuk massa seperti lem.
Ø  Ditimbang dermatol, dimasukkan dalam lumpang, digerus ad halus ditambahkan campuran amylum sedikit demi sedikit, digerus ad homogeny.
Ø  Dimasukkan dalam botol, dicukupkan volume ad 100 ml dengan aquadest.
Ø  Diberi etiket.

b.      Resep IX. 2

R/    Chloramphenicol  guttae

         Auric s.f. da 15 ml
             s.t dd gtt II
       


Nama : Ade
Umur  :
Alamat        :
 






1.       


1.      Pengertian singkatan
R/         recipe                           ambillah
s           signa                            tandai
t.dd      ter de die                     3 x sehari
gtt        guttae                          tetes
2.      Perhitungan bahan
Kloramphenikol           =           x 1 g = 1,5 g
Propilenglikol              =           x 10 = 15 ml


3.      Cara kerja
Ø  Ditimbang kloramphenikol, dimasukkan ke botol, larutkan dengan propilenglikol secukupnya, kocok hingga larut.
Ø  Dicukupkan volumenya ad 15 ml
Ø  Diberi etiket.

c.      

R/  Asam salisil       2 %
         L.C.D        1 %
        Dasar salep III ad 20 g
 



Nama : Persediaan
Umur  :
Alamat        :
Resep IX. 3
  







1.      Pengertian singkatan
R/         recipe                           ambillah
ad        ad                                hingga
m         misce                           campur           
f           fac                               buat
            s           signa                            tandai
u.e        usum externum            pemakaian luar

2.      Perhitungan bahan
1.      Asam salisil                                   =  x 20 = 0,4 g
2.      LCD                                              =  x 20 = 0,2 g
3.      Dasar Salep III ad 20                    = 20 – (0,4 + 0,2)
= 19,4
-       Metil parabe                            =  x 0,25 g = 0,00485 g
-       Propel paraben                         =  x 0,15 g = 0,00291 g
-       Natrium laurisulfat                  =  x 10 = 0,194 g
-       Propilenglikol                          =  x 120 = 2,328 g
-       Steary alcohol                          =   x 250 = 4,85 g
-       Vaselin album                          =  x 250 = 4,85 g
-       Air ad                                      =  x 1000 = 19,4
= 19,4 – 12,2
= 7,2 g



3.      Cara kerja dasar salep III
v  Dipanaskan lumpang
v  Dibuat pengenceran nipagin dan nipasol.
v  Ditimbang stearil alcohol, ditambah vaselin album, ditambah hp nipasol, ditambah propilenglikol, dilebur diatas penangas air.
v  Dimasukkan natrii laurii sulfas ke dalam lumpang, ditambah hp nipagin, digerus ad homogen.
v  Ditimbang campuran steary alcohol, digerus ad terbentuk salep.
v  Dikeluarkan.
4.      Cara kerja resep
v  Ditimbang asam salisil, dimasukkan ke dalam lumpang, ditambahkan 2 tets tween atau adeps lanae.
v  Ditambahkan dasar salep III, digerus ad homogeny, dikeluarkan.
v  Dimasukkan dalam pot, diberi etiket biru.








d.     

R/    Loco Balsem kaki tiga 10 g
            
                s.u.e
       


Nama : Asma
Umur  :
Alamat        :
Resep IX. 4






1.      Pengertian singkatan
R/         recipe                           ambillah
s           signa                            tandai
u.e        usum externum            pemakain luar
2.      Perhitungan bahan
a.       Menthol                 =  x 10 = 1,6 gr
b.      Champora              =   x 10 = 1 g
c.       Metil salisilat         =  x 10 = 1,25 g
d.      Essensial oil           =   x 10 = 1,2 g
e.       Base ad                  = 10 g = 10 – (1,6 + 1 + 1, 25 + 1,2)
= 10 – 5,05
= 4, 95
3.      Cara kerja
v  Ditimbang menthol 1,6 g, dimasukkan dalam wadah balsem.
v  Ditimbang champhora 1 g, dimasukkan dalam wadah balsem.
v  Ditimbang metil salislat 1,25 g, dimasukkan dalam wadah balsem.
v  Ditimbang essensial oil, dimasukkan dalam wadah balsem.
v  Ditimbang vaselin kuning, dimasukkan dalam wadah balsem.
v  Ditutup wadah balsem yang terisi bahan, kemudian dileburkan diatas penangas air sampai larut.
v  Dinginkan dan diberi etiket biru.



BAB IV
PEMBAHASAN
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila dikocok perlahan– lahan, endapan harus terdispersi kembali. Dapat di tambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi tetapi kekentalan suspensi harus menjamin sediaan mudah di kocok dan di tuang . (M. Anief, 149)
Dalam pembuatan suspensi harus diperhatikan beberapa faktor anatara lain sifat partikel terdispersi ( derajat pembasahan partikel ), Zat pembasah, Medium pendispersi serta komponen – komponen formulasi seperti pewarna, pengaroma, pemberi rasa dan pengawet yang digunakan.
Pada praktikum ini dilakukan percobaan pembuatan suspensi. Sediaan diformulasikan dalam bentuk suspensi dikarenakan zat aktif (asam mefenamat) mempunyai kelarutan yang kecil atau tidak larut dalam air, tetapi diperlukan dalam bentuk sediaan cair karena mudah diberikan kepada pasien yang mengalami kesulitan untuk menelan, diberikan pada anak-anak, untuk menutupi rasa pahit atau aroma yang tidak enak pada bahan obat.
Suspensi yang diamati yaitu menggunakan Suspending agent PGA, Veegum dan CMC. Dengan tiap suspending agent dilakukan formulasi yang berbeda-beda fungsi utamanya untuk mengetahui formulasi mana yang memberikan kestabilan sediaan yang tujuan akhirnya menberikan usulan formulasi yang pantas untuk dibuat sediaan.
Sediaan suspensi yang menggunakan PGA sebagai pensuspensi memiliki hasil yang lebih stabil dari veegum sebagai pensuspensi, karena tidak terbentuknya endapan dari suspensi. PGA dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago atau lendir maka viskositas dari cairan akan meningkat dan akan menambah kestabilan dari sediaan.
Dengan meningkatnya viskositas dari sediaan maka gerakan partikel ke bawah akan semakin lambat / akan memperlambat proses pengendapan pada sediaan (Moh Anief, 2000).
Pada data juga menunjukan bahwa pada PGA terjadi pemisahan hanya pada konsentrasi 2,5 % pada hari ke 2 dan hari ketiga. Sedangkan pada PGA dengan konsentrasi 5% dan 10% tidak terjadi pemisahan hal ini juga terjadi pada penambahan gliserin tidak terjadi pemisahan sehingga dapat diambil kesimpulan sementara PGA konsentrasi 5% hingga 10% stabil pada zat aktif asam mefenamat. Kekurangan pada PGA hanya viskositas yang tidak terlalu tinggi bila dibandingkan dengan CMCNa karena PGA tanpa pengental sehingga viskositasnya kurang..
Pada suspensi yang menggunakan CMCNa tidak terjadi pemisahan karena CMCNa selain sebagai sispending agent juga sebagai pengental karena memiliki sifat yang mengentalkan sehingga viskositas sediaan tinggi dan sediaan akan lebih stabil. Kekurangannnya hanya pada proses pembentukan corpus emulsi yang penggerusan yang kuat dan lama.




BAB VI
PENUTUP
VI.1.    Kesimpulan
Mucilagines adalah larutan kental dari zat yang disari dari tumbuh-tumbuhan dengan air dingin atau air panas. Dan Mucilagenis tidak boleh untuk persediaan. Dengan zat yang bereaksi asam kuat Mucilago akan membentuk masa seperti selai. Maka harus diencerkan dulu.

VI.2.    Saran
Sebelum melakukan praktikum sebaiknya praktikan dapat menguasai materi dan prosedur kerja, serta mengetahui tujuan dari praktikum yang akan dilakukan sehingga praktikum ini dapat berjalan dengan lancar dan meminimalis kesalahan yang mungkin terjadi dalam peroses pelaksanaan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

v  www.google.com
v  http://suyatnotijan99.wordpress.com/2012/01/25/larutan/
v  Buku Formularium Nasional
v  Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta. Depkes RI.
v  Tim Farmasetika I, 2012. Penuntun Praktikum Farmasetika 1, Makassar : Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar









No comments:

Post a Comment