By; Widya Wati
BUKU HARIAN
Masa SMA adalah
masa yang menurut kebanyakan orang adalah masa yang paling indah. Semua cerita
ada di dalamnya, Benar,,EVERYTHING termasuk cerita RAIHAN anak yang penyayang, penuh tanggungjawab,ramah
dan perhatian. Dia mempunyai lesung pipi dan dia lumayan cakep. Dia bisa dengan
cepat akrab dengan orang yang baru dikenalnya, dia bisa membawa suasana menjadi
nyaman saat dia berada di antara mereka, namun itu dulu ketika dia belum
berubah. Anak sulung dari keluarga yang cukup mampu dari 3 bersaudara.
Seperti
biasanya, kelas jadi tempat gosip saat guru mereka tidak masuk mengajar.
“teman-teman, aku punya ide.
Bagaimana kalau kita buat buku harian kelas kita.” Kata Dina,
“oke juga” “iya,
sepertinya seru!!!” jawab teman-temannya yang lain
“oke, kalau
begitu, kita beli buku harian dari uang kelas kita. Gimana?”
“setuju, tapi
siapa yang nulis isi dari buku harian itu???” cetus Andi
“kita semua!!!”
“Caranya??? Apa
gak repot tuch, kalau rusuh karena berebutan gimana?”
“ gak mungkin
rusuh kallleeeee,,, gini, buku harian itu dibawa oleh 1 org 1 hari. Dan diisi
berdasarkan urutan absen. Amankan???” kata Dina sambil tersenyum manis.
“oke… kan 1
bulan lg kita ujian, jadi buku harian itu di isi mulai besok. Mulai dari Andi
sampai terakhir Raihan”
Mereka dengan antusias berharap
buku harian itu menjadi kenangan yang indah selepas mereka lulus dari SMA.
Berharap saat mereka rindu karena terpisah nanti, buku itu bisa menjadi saksi
bahwa ternyata bukan Cuma satu orang yang rindu tapi di lain tempat mereka
semua juga merasakan hal yang sama. Merindukan masa-masa yang tak akan terulang
dan tak akan dapat terlupakan.
…
Senin,
01 maret 2013 awal mula dari segalanya…
“Hari
ini gue sebel banget ama Raihan, kenapa coba dia harus
gak datang disaat genting-gentingnya tim basket kita main. Kan kekuatan kita
berkurang 1 org. gak bertanggung jawab lho Han, tim kita kalah nih ama tim
sekolah tetangga bebuyutan kita. Padahal tinggal tahun ini, andaikan kita
menang, piala tuch jadi milik kita sekarang! Tapi semua itu gagal karena lho
lari dari tanggung jawab, pura-pura sibuk dengan kerjaan lho. Gue benci lho
raihan, lho pengecut!!!”
Begitulah isi lembaran pertama
dibuku harian kelas mereka
…
“Andi!!!
Bagaimana? lho udah isi buku hariannya? Kamu udah gak bertengkar lagikan dengan
raihan?”Tanya Dina.
“iya,,, semuanya
udah beres kok. Hari ini dia mau traktir gue sebagai permintaan maafnya. Tuh dia,,,
ke kantin yuk.”sambil menarik tangan Dina dan menghampiri Raihan.
…
Hari-hari mereka lalui dengan
penuh canda tawa, kebersamaan yang membuat mereka mengerti satu sama lain, yang
membuat mereka memiliki rasa solidaritas yang amat tinggi.
“han, tadi gue ketemu ama
bapak-bapak, dia nanyain lho.” Kata Toni
teman kelasnya
“oooh, dia om gue kok yang baru
datang dari bandung.” Sambil senyum memamerkan lesung pipinya
“Ohhh kirain siapa, habis mukanya
seerem banget. Heheheheee”sambil nepuk pundak Raihan
…
“assalamu’alaaikum
adek2 ku… udah makan? Mmm kk bawa burger nih, kalian pasti laperkan belum
makan. Yuuuk kita makan sama-sama” begitulah raihan yang selalu perhatian pada
adik-adiknya. Sebagai pengganti orang tuanya yang begitu sibuk dengan karir
mereka masing-masing.
Mereka makan dalam kamar Raihan
yang menjadi tempat kedua adiknya untuk ngumpul saat orang tua mereka lagi
sibuk dengan kerjaannya. Riahan yang sangat sayang dengan adiknya merasa
kasihan dengan kedua adiknya yang kurang perhatian dari orang tua mereka. Dia
merasa ini adlah tanggung jawabnya sebagai anak sulung. Dia harus menjaga orang
yang ia sayangi. Keakraban yang membuat Raihan menitik kan air mata melihat
kenyataan bahwa dia tak sendiri. Di kamar ini dia punya 2 adik yang sangat sayang
padanya.
…
“Han,,, napa sih
lho udah jarang banget ngumpul ama kita-kita?”
“gue sibuk,
kalian tau kan, bokap gue ingin gue menggantikannya menjadi direkltur
diperusahaannya kelak. Jadi gue harus belajar dengan giat. Setiap hari gue
harus ke kantor bokap untuk belajar dan melihat situasi di sana sekalian bantu
bokap.
“Ooohhhh…”
Mereka asik
ngobrol di rumah andi, tertawa sambil melucu iu sudah kebiasaan mereka.
Tiba-tiba mobil mewah markir depan rumah andi. Seorang laki-laki berkaca mata
turun dan mendatangi mereka. Dia mencari Raiahn. Mungkin dia teman kantor
ayahnya…Raihan tersenyum lebar kepadanya dan ikut dengan lelaki itu. “gue ada
keperluan sebentar, kapan-kapan kita ngumpul lagi yaaach” “Iya.”
Makin hari,
Raihan makin sibuk. Untuk ngumpul saja sudah sangat susah. Di sekolah pun dia
begitu sibuk, dia sering terlambat masuk sekolah. Ketika pelajaran berakhir,
dia bergegas cepat-cepat pulang tanpa berpamitan dengan saahabatnya.
“raihan sibuk
banget yach, mukanya kelihatan capek banget” kata Andi
“iya, gue merasa kangen nich ama dia”
kata dina sambil memandang Raihan yang kian menjauh
“gue juga, tapi kita harus ngerti keadaannya,
bokapnya memaksanya untuk menggantikannya kelak ketika lulus sekolah, merupakan
tanggungjawab besar yang harus dipikulnya”.
Kesibukan Raihan
makin bertambah, bahkan dia sering membolos sekolah akhir-akhir ini. Padahal
hari ini ulang tahun dina, namun ia tidak datang. Dina merasa benci, marah dan
jengkel, kecewa karena Raihan mulai lupa dengannya & tdk peduli lg dgn
sahabatnya, “bahkan ultah sahabat sendiri dia lupa” keluh Dina dalam hati.
Hari
ini,
“terima
kasih teman-teman atas surprisenya buat gue yang lg ultah, terima kasih juga
untuk kejailan kalian yang udah buat gue nangis karena kalian kerjain. Hari ini
hari yang begitu istimewa dalam hidup gue. Gue bisa melewati umur gue bersama
kalian itu sudah lebih dari cukup. I love u my best friend. Kecuali Raihan yang
menyebalkan!!!, napa lho gak dating? Lho lupa yaaach sama gue?”
…
semangat
yach teman-teman… ujian hari ini semoga lancer, dst”
…
“dia
nembak gue,, rasanya senang banget… blab bla bla
…
Malas, gue gak biasa nulis diery..
Berbagai macam
cerita dalam Buku harian tersebut.
31 maret 2013…
“sebentar
lagi kita ujian teman-teman, ayooo semangat belajarnya. Semoga kita semua
lulus. Aamiin. Eeeh Raihan, kita tuh 1 kelompok persentase biolgi, napa lho g’
datang hari nih? Nilai kamu bisa anjlok lho.”
Seminggu sebelum
ujian, tanpa mereka sadari, waktu sangat cepat berlalu. Buku harian itu hampir
full. Hari ini lembaran terakhir dalam buku harian itu. Yang berarti sekarang
giliran Raihan. Toni teman satu kelasnya sibuk mencari raihan untuk memberikan
buku harian tersebut & akhirnya Buku itu sekarang berada dalam tangan
raihan ketika pelajaran hari ini berakhir.
Keesokan harinya
Raihan gak nongol di sekolah, padahal teman-temannya udah nungguin dia untuk
ngumpul tuch buku harian untuk dibuat duplikatnya sebelum ujian dan mereka bisa
punya 1 orang 1 buku. Tapi hingga pelajaran usai dia gak datang juga,
teman-temannya kecewa namun mereka memaklumi karena Raihan anak yaqng super
duper sibuk.
Dina
berusaha menelfon Raihan namun tetap saja tidak diangkat. Mereka berinisiatif
untuk ke rumah Raihan sore harinya untuk mengambil buku harian itu sekalian
bermaksud bertemu Raihan dan ngumpul-ngumpul bareng karena mereka begitu kangen
sama Raihan walaupun akhir-akhirini dia sering nyebelin.
…”maaf gue gak bisa datang, gue
sibuk” sebuah pesan yang masuk ke Hp Dina
01
April 2013…
Maaf, untuk Andi karena gue gak datang
saat tim basket kita bertanding, hari itu gue bohong. Gue bilang harus membantu
bokap gue, bukan karena gue ingin menggantikannya menjadi direktur tapi untuk
mencari uang karena sebenarnya perusahaan bokap gue jatuh bangkrut dan akhirnya
terlilit hutang yang sangat besar.
Maaf untuk Dina karena gue gak bisa datang saat
ultah mu. Gue nyeseeeel banget, tahukah kamu kalau sebenarnya gue ingin memberi
mu sebuah hadiah namun gue tidak tahu apa itu. Yang gue tahu, gue ingin
memberikan mu sesuatu yang sangat berharga yang gue miliki. “Cinta” yaa “Cinta
sahabat untuk sahabat terbaik yang pernah ku miliki”.
Maaf, untuk teman-teman yang lain, Raihan sadar
kalau Raihan ini menyebalkan, jahat namun itu bukan kemauan Raihan, keadaan
yang memaksa Raihan menjadi seperti ini.
Maaf untuk Toni dan tmn klp biologi gue, gue gak
bisa datang karena gue harus mencari uang untuk mengurangi hutang bokap gue.
Bagi gue, keluarga gue lebih penting dari nilai biologi gue. Namun, kalian
sahabat-sahabat Raihan jauh lebih penting.
Maaf karena sekarang gue nangis, gue cengeng,
izinkan air mata ini menemani gue, bukan karena gue sedih makanya gue nangis
tapi sebenarnya gue sangat merindukan kalian.
Andaikan waktu bisa diajak kompromi, Gue ingin
berkumpul bersama kalian, makan bersama kalian di kantin, nyontek saat ujian,
bolos saat pelajaran, dimarahi guru karena telat, nyanyi-nyanyi dalam kelas
saat guru gak masuk, tertawa, Raihan juga pengen banget ikut ujian dan
berteriak LULUS bareng kalian,dan semua kegilaan yang pernah kita lalui
bersama. “raihan merindukan semua itu” namun Raihan sadar, itu tak akan bisa
terjadi lagi…
MAAF
Buku harian itu ditutup dengan kata “maaf” yang bertuliskan dari
darah Raihan
…
Tangis andi
tak terbendung lagi mendapat buku harian itu terletak di sebuah taman yang
sering ia datangi bersama Raihan saat mereka selesai latihan basket. Andi dan
Raihan berada di taman tersebut sekarang namun suasananya berbeda. Raihan
memang ada di sana namun jiwanya telah pergi. “Lho bukan pengecut, lho telah mengerjakan tanggungjawab lho dengan
sangat baik. Lho sahabat gue,,, lho gak usah ikut ujian, lho udah lulus“ bisik Andi
pada Raihan dan memeluk sahabatnya tersebut dengan hati yang sangat kehilangan.
Raihan
meninggal karena dia dipukuli oleh laki-laki yang selama ini mencari Raihan
yang diakuinya sebagai om nya yang ternyata dia adalah bodyguard yang selama
ini sering menagih keluarga Raihan untuk melunasi hutangnya. Sekarang Raihan
menutup mata untuk selamanya, waktu telah merampasnya dari teman, guru,
keluarga dan sahabatnya.
SELESAI